Suara.com - Aksi Korporasi berupa merger dan akuisisi dalam tahun-tahun ke depan masih akan marak di sektor telekomunikasi dan perbankan. Setelah itu, sektor konsumer juga akan menjadi incaran para pemodal asing.
Menurut Pendiri Protemus Capital, Wiljadi Tan, sektor konsumer akan dilirik pemodal dalam rentang 2- 3 tahun mendatang, karena bonus demografi Indonesia.
“Contoh sektor konsumer yang dilirik pemodal seperti food and beverage. Potensinya besar sekali,” kata dia pada saat konferensi pers, di Jakarta, Rabu (21/9/2022).
Melihat potensi itu, kata dia, Protemus Capital, selaku penasehat merger dan akuisisi perusahaan telah menggandeng Geneva Capital Group (GCG) Global Network, sebuah jaringan penasihat merger dan akusisi dan investment banking, yang berada di 63 lokasi di seluruh dunia dan telah membukukan lebih dari 4.500 transaksi dengan nilai sekitar USD 64,6 milliar.
Baca Juga: Inecosolar Siap untuk Pertumbuhan Lebih Besar Lewat Akuisisi Oleh Yinson Renewables
Ditambahkan, dengan masuknya jaringan Geneva Capital Group (GCG), akan memperkuat kapasitas perseroan dalam menggarap potensi merger dan akuisisi terutama atas investor internasional.
“Kami percaya bahwa potensi M&A masih akan terus bertumbuh di tengah kondisi pandemi sekalipun,” jelas Wiljadi.
Lebih lanjut, Wiljadi Tan menjelaskan, Protemus Capital fokus menangani transaksi M&A dengan nilai antara USD 50 juta hingga 60 juta, meskipun ada beberapa transaksi yang memiliki nilai lebih kecil dari kisaran tersebut.
Ia menambahkan, beberapa bulan lalu, Protemus Capital bersama salah satu aliansi di Surabaya, baru saja menyelesaikan transaksi divestasi pada perusahaan pabrik keramik.
Perusahaan tersebut diakuisisi oleh sebuah grup usaha yang memiliki lini bisnis utama dalam produksi bahan bangunan dan telah memiliki beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Baca Juga: Ikhtiar Pelabuhan Teluk Bayur Memperkokoh Satu Pelindo Menuju Indonesia Maju
"Protemus juga tengah membantu sebuah perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang infrastruktur Fiber Optic (FO) dalam divestasi aset dan bisnisnya kepada salah satu anak usaha dari perusahaan publik PT Sarana Menara Nusantara Tbk (IDX: TOWR). Nilai transaksi tersebut sebesar Rp801 milliar untuk 10.745 km tertagih," katanya.
Ia melanjutkan, Protemus juga aktif memberikan advice bagi perusahaan multinasional yang ingin menembus pasar Indonesia.
Saat ini, Protemus sedang membantu sebuah perusahaan multinasional dari Eropa terkait rencana akuisisi ke pasar telematics di Indonesia.
"Protemus memberikan gambaran menyeluruh pasar telematics, pemain yang ada, dinamika persaingan, tren ke depan, termasuk perspektif legal dan pajak atas transaksi akuisisi di Indonesia," katanya.