Suara.com - Kenaikan harga BBM membuat Inflasi Indonesia beradai di level 4,6 persen atau naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,6 persen.
Tidak hanya itu, Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) juga memperkirakan, inflasi Indonesia berpotensi tinggi sampai semester I-2023 yang diperkirakan mencapai 5,5 persen sampai 6 persen akibat kenaikan harga komoditas dan BBM.
“Terjadi kenaikan harga BBM pada September. Hal ini akan menyebabkan lonjakan tingkat harga pada September, Oktober dan November sehingga inflasi setahun penuh akan menjadi sekitar 4,6 persen,” kata Ekonom Senior ADB Henry Ma dalam acara Asian Development Outlook 2022 Update on Indonesia, Rabu (21/9/2022).
Selain dua faktor di atas, inflasi tinggi sepanjang semester I tahun depan juga diakibatkan oleh basis inflasi yang rendah pada periode sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Kenaikan Harga BBM Memang Hal Lumrah, Tapi Apakah Kita Hanya akan Sabar?
Jika hal ini benar terjadi sesuai prediksi, maka dikhawatirkan harga kebutuhan pokok turut trerangkat meski sejumlah faktor masih perlu diperhatikan. Potensi penurunan harga juga tetap bisa terjadi tahun depan.
Menurutnya, perkembangan inflasi Indonesia sepanjang semester I-2022 masih cukup moderat dan rendah sehingga ini menjadi base year effect terhadap inflasi pada semester I tahun berikutnya.
Meski demikian, Henry mengatakan inflasi akan kembali melandai pada semester II-2023 di kisaran 3,8 persen sehingga sepanjang tahun depan inflasi diperkirakan sebesar 5,1 persen.
“Inflasi diperkirakan rata-rata 5,1 persen pada 2023 yang naik dari proyeksi sebelumnya 3 persen,” tutup Henry.
Baca Juga: Lagi! Driver Ojol Hingga Mahasiswa Demo Tolak Kenaikan Harga BBM, Ribuan Polisi-TNI Dikerahkan