Kepala BRIN Ungkap Tantangan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem

Rabu, 21 September 2022 | 13:50 WIB
Kepala BRIN Ungkap Tantangan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. (tangkapan layar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala BRIN atau Badan Riset dan Inovasi Nasional Laksana Tri Handoko mengungkapkan tantangan dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem. Kemiskinan ekstrem ditargetkan untuk turun hingga ke level 0% pada tahun 2024.

Menurut dia, dengan kondisi saat ini adanya pandemi dan geopolitik membuat upaya pengentasan kemiskinan ekstrem semakin berat.

Pada level makro, ungkap Handoko, perlunya kebijakan agar bisa menjaga stabilitas inflasi dan bisa menumbuhkan ekonomi yang inklusif, serta menciptakan lapangan kerja.

"Kita dihadapkan pada kenyataan terjadinya kenaikan harga terutama berbagai komoditas pangan dan energi sebagai akibat dari situasi geopolitik eropa yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir," ujarnya dalam Webinar Mewujudkan Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Tahun 2024, Rabu (21/9/2022).

Baca Juga: Kenaikan Harga BBM Bikin Angka Kemiskinan Melonjak, PKS Sumedang: Jauh dari Cita-cita Sejahterakan Rakyat

Sedangkan, Handoko melanjutkan, dari sisi mikro perlu adanya kebijakan yang mencakup kebijakan menurunkan beban pengeluaran dan meningkatkan pendapatan kelompok miskin, melalui program ekonomi produktif.

"Dan, juga menghadap rintangan yang tidak mudah khususnya isu-isu strategis yang menjadi tantangan pada level mikro adalah akurasi data dan sinergi antar program yang melibatkan berbagai kementerian lembaga dan dunia usaha," ucap dia.

Handoko memaparkan, tingkat kemiskinan ekstrem setelah adanya pandemi saat ini kembali meningkat. Padahal, sebelum pandemi angka kemiskinan terus berangsur turun.

Berdasarkan data BPS, proporsi penduduk miskin ekstrem di Indonesia telah menurun secara signifikan yaitu dari 7,9% menjadi 3,7% pada tahun 2016, tetapi seiring dengan pandemi covid-19 menjadi 3,8% pada Maret 2020 dan 4,2% pada September 2020.

"Tetapi kemudian Alhamdulillah kembali menurun menjadi 3,79% pada September 2021 dan pada tahun 2024 diharapkan dapat mencapai 0%," pungkas Handoko.

Baca Juga: Santri dan Ulama di Muara Enim Berharap Ganjar Mampu Tuntaskan Kemiskinan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI