Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengakui pencurian data pribadi merupakan hal yang sangat serius bagi masyarakat. Erick menyebut pemerintah terus berupaya melakukan perbaikan sistem dalam mengatasi hal tersebut.
"Kalau dulu kan yang namanya kriminalitas itu ada orang masuk ke rumah kita, mengambil barang, sekarang mengambil data," ujar Erick di Jakarta, Selasa (13/9/2022).
Erick menyebut, dirinya juga menjadi korban sasaran yang mana data seperti agama, nama orang tua, hingga pendidikan disebarkan ke publik.
Namun, dia tidak marah mengingat data-data tersebut adalah informasi umum dan hal yang normal diketahui masyarakat dari dirinya sebagai pejabat publik.
Baca Juga: Erick Thohir Pastikan Nelayan Beli Solar Sesuai Harga SPBU Yakni Rp 6.800/Liter
"Tapi harus saling menghargai, karena data-data itu banyak yang tidak layak untuk dipublikasikan, ini bukan yang data saya," kata Erick.
Dia menilai upaya menjaga kedaulatan digital tak bisa hanya dilakukan pemerintah sendiri, melainkan memerlukan dukungan banyak pihak, mulai dari ahli digital hingga para peretas Indonesia.
Erick meyakini Indonesia mampu membangun kedaulatan digital dengan cara bergotong royong.
Menurutnya, hal ini telah berhasil dibuktikan Indonesia saat berjuang menghadapi pandemi covid-19. Erick mencontohkan sikap gotong-royong Indonesia saat menghadapi pandemi dengan keterlibatan dan kolaborasi seluruh anak bangsa, mulai dari pemerintah pusat, pemda, tokoh masyarakat, tokoh agama, tenaga kesehatan, dan seluruh elemen masyarakat.
"Para peretas pun yang merasa kurang diapresiasi, mulai juga bicara dengan pemerintah supaya jangan saling menjatuhkan, lebih baik kita membangun bangsa kita. Tidak ada salahnya sekarang pemerintah bersama ahli digital dan para peretas justru melindungi negara kita terhadap serangan peretas dari negara lain," pungkas dia.
Baca Juga: Erick Thohir: Pondok Pesantren Berkontribusi Besar Wujudkan Indonesia Jadi Negara Maju