Sementara itu beberapa bandara kecil di Pulau Jawa juga mulai pulih. Sepertinya halnya Bandara Ngloram di Blora, Bandara Jenderal Soedirman di Purbalingga dan Bandara Wiriadinata di Tasikmalaya. Sebelum terjadinya pandemi dan sebelum Bandara Halim direvitalisasi, bandara-bandara ini sudah beroperasi dan melayani rute penerbangan.
"Dengan adanya penutupan sementara Bandara Halim ini, tentunya berdampak kepada sejumlah rute penerbangan pesawat propeller dari Halim menuju bandara-bandara lainnya seperti Ngloram, JB. Soedirman dan Wiriadinata," imbuh dia.
Setelah revitalisasi selesai pada awal September 2022, Bandara Halim sudah dibuka kembali. Seiring dengan pemulihan masa pandemi, bilang Isnin, memang perlu waktu untuk kembali pada kondisi sebelum pandemi.
Apalagi saat ini jumlah pesawat masih sangat terbatas untuk melayani masyarakat di seluruh Indonesia. "Dibanding sebelum pandemi, jumlah pesawat kita yang siap beroperasi, tinggal 55% sampai dengan 60% dari jumlah sebelum pandemi tahun 2019. Semoga sampai akhir tahun sudah ada peningkatan jumlah armada secara signifikan," kata dia.
Perlu diketahui juga, bandara seperti halnya infrastruktur transportasi yang lain, tidak bisa langsung melahirkan trafik dan mobilitas dalam jangka waktu pendek.
"Manfaat kehadiran bandara akan terasa ketika dalam jangka menengah dan jangka panjang, pada saat mobilitas masyarakat makin tinggi dan butuh pilihan transportasi yang cepat dan aman," pungkas Isnin.