Suara.com - Wall Street menguat pada penutupan Senin atau Selasa (20/9/2022) pagi untuk WIB, usai perdagangan yang fluktuatif disebabkan pertemuan kebijakan Federal Reserve yang mencuri perhatian investor. Keputusan The Fed yang diprediksi agresif dalam menaikkan suku bunga acuan jadi sorotan terbaru.
Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 197,26 poin atau 0,64 persen, menjadi menetap di 31.019,68 poin. Indeks S&P 500 naik 26,56 poin atau 0,69 persen, menjadi berakhir di 3.899,89 poin. Indeks Komposit Nasdaq bertambah 86,62 poin atau 0,76 persen, menjadi ditutup di 11.535,02 poin.
Sembilan dari 11 sektor utama Indeks S&P 500 berakhir dengan di zona hijau, dengan sektor material dan konsumer non-primer masing-masing terdongkrak 1,63 persen dan 1,34 persen, melampaui sektor lainnya. Namun, kelompok perawatan kesehatan dan real estat masing-masing tergelincir 0,54 persen dan 0,21 persen.
Pada Jumat (16/9/2022), indeks Dow turun 4,1 persen, S&P 500 kehilangan 4,8 persen, dan Indeks Nasdaq turun sekitar 5,5 persen, di tengah kekhawatiran atas laju pengetatan bank sentral.
Baca Juga: Kenaikan Suku Bunga Bank-bank Sentral di Berbagai Negara Picu Resesi Semakin Parah
Indeks S&P 500 dan Nasdaq rebound dari mencatat penurunan persentase mingguan terburuk sejak Juni pada Jumat (16/9/2022), karena pasar sepenuhnya memperkirakan setidaknya kenaikan suku bunga 75 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan Fed 20-21 September, dengan dana Fed berjangka. menunjukkan peluang 15 persen untuk kenaikan 100 basis poin.
Investor mengalihkan perhatian ke Fed, karena bank sentral AS akan memulai pertemuan kebijakan dua hari pada Selasa waktu setempat. Tindakan bank sentral AS akan mendorong sentimen pasar karena para pedagang mencoba memposisikan diri mereka untuk lingkungan suku bunga yang meningkat.
"Ketika pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berakhir Rabu (21/9/2022) ini, kami memperkirakan The Fed akan meningkatkan retorika memerangi inflasi satu atau dua tingkat lagi," kata analis UBS pada Senin (19/9/2022) kemarin.
"Selain menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, kami memperkirakan proyeksi ekonomi FOMC menunjukkan kenaikan suku bunga yang lebih banyak, pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, dan pengangguran yang lebih tinggi," sambung keterangan terkait.
Hal ini mencerminkan kehati-hatian untuk taruhan baru menjelang pertemuan Fed, hanya 9,58 juta saham yang diperdagangkan di bursa AS pada Senin (19/9/2022), hari keenam paling ringan untuk volume perdagangan tahun ini.
Baca Juga: Wall Street Anjlok Usai The Fed Naikkan Suku Bunga Efek 'Buruknya' Laporan Keuangan AS