Suara.com - Bank baik konvensional maupun syariah sering menjadi pilihan untuk menyimpan uang. Namun, belum banyak yang tahu bahwa menabung di bank justru bikin rugi kalau jumlah tabunganmu enggak banyak-banyak amat.
Alasannya bunga di bank cenderung kecil. Bunga di bank hanya sekitar 1%. Padahal, nasabah juga perlu membayar biaya administrasi yang besarnya rata-rata Rp10.000 – Rp17.000 per bulan tergantung penyedia layanan perbankan. Biaya administrasi ini bisa dikecualikan untuk tabungan pelajar.
Berbeda dengan investasi, dana yang ditabung di bank tidak dapat berkembang. Pasalnya, bank tidak memberikan imbal hasil layaknya kita berinvestasi. Jika kamu menabung Rp1 juta, maka tabunganmu akan tetap Rp1 juta dan dipotong biaya admin karena tak ada imbal hasil.
Namun, menabung di bank tetap lebih aman daripada menabung di rumah dengan celengan atau di bawah bantal karena berpotensi dimakan rayap.
Baca Juga: Bantul Usulkan Penggantian Sapi Mati karena Terpapar PMK ke Pemerintah Pusat
Kasus uang dimakan rayap ini dialami oleh seorang penjaga sekolah di Solo, Jawa Tengah Samin. Uang tabungannya senilai Rp50 juta yang sedianya ingin digunakan untuk mendaftar haji dimakan rayap karena hanya disimpan di rumah. Dari kejadian ini, tentu saja menabung di bank bisa dipastikan lebih aman.
Menabung di Reksadana
Satu langkah di depan menabung di bank adalah berinvestasi. Salah satunya lewat reksadana. Kendati begitu, pengambilan uang di reksadana tidak bisa secepat dan sefleksibel mengambil uang di bank.
Namun, tentu saja secara return atau pengembalian, reksadana lebih besar ketimbang bank. Keuntungan reksadana bisa mencapai lima persen per tahun.
Merujuk pada UU Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 reksadana adalah jenis investasi yang cara kerjanya mengumpulkan uang dari investor yang kemudian dikelola oleh manajer investasi atau MI.
Baca Juga: Tips Mengatur Keuangan Yang Baik
MI yang sudah mengumpulkan uang dari investor akan membaginya ke dalam penempatan investasi yang ada di pasar modal maupun pasar uang. Return atau keuntungan yang didapatkan oleh MI kemudian dikembalikan lagi kepada investor.
Pembagian pos reksadana ke dalam pasar modal atau pasar uang ditentukan oleh MI. Namun, sebelumnya MI melakukan screening terlebih dahulu tentang profil risiko investor. Investor akan diberi sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk menakar risiko investasi.
Pekan ini reksadana dengan kinerja paling moncer diketahui ada pada pasar uang. Sementara itu, reksadana campuran dan reksadana saham diketahui melemah.
Uang yang disetorkan sebagai modal investasi akan ditempatkan oleh MI untuk berbagai instrumen investasi seperti membeli saham, obligasi, dan deposito berjangka. MI dan investor keduanya sama-sama bertugas memantau portofolio atau pergerakan investasi.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni