Suara.com - Pemerintah telah menaikkan harga BBM Subsidi yaitu Pertalite dan Solar. Kenaikan BBM ini memicu respon dari berbagai masyarakat, tapi masih banyak yang tidak setuju atas kebijakan tersebut.
Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Mustahil melakukan survei terkait dengan kebijakan kenaikan BBM ini. Hasilnya, pasca kenaikan BBM sebanyak 71% responden masih tidak menyetujui.
Namun, dia melihat, ketidaksetujuan masyarakat tersebut menurun dibandingkan saat pemerintah baru mengumbar rencana kenaikan BBM.
"Jadi, ada poin bagusnya, yang mengatakan setuju itu meningkat, dibanding survei sebelum rencana kenaikan. Waktu rencana yang setuju hanya 17,18%, setelah kenaikan harga BBM yang setuju menjadi 24%," ujar Burhanuddin dalam konferensi pers di Youtube Indikator Politik, Minggu (18/9/2022).
Baca Juga: Ridwan Kamil Sampaikan Kabar Gembira soal Gaji Buruh, Bakal Naik?
"Jadi, kita bisa lihat hasil disini apakah sudah kebijakan, akhirnya masyarakat tidak ada pilihan lain, akhirnya setuju atau argumen pemerintah berkaitan dengan harga BBM sebagian sudah bisa diterima, itu ruang tafsir, tapi datanya ada kenaikan persetujuan," tambah dia.
Burhanuddin memaparkan, hasil survei tersebut juga menggambarkan bahwa masyarakat meminta pemerintah untuk bisa mencari cara agar tidak menaikkan harga BBM meskipun harus menambah utang.
"Yang tidak setuju (kenaikan BBM) lebih banyak perempuan dibanding laki-laki, uang belanja tidak bertambah, meskipun laki tidak setuju. Kalau usia semakin muda semakin nggak setuju, kemudian ini menarik bagi saya pendidikan yang menengah yang kurang setuju," ucap dia.
Burhanuddin menambahkan, hasil survei memperlihatkan, masyarakat sebenarnya sudah tahu kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM subsidi.
"Sebelum pengumuman itu belum dibacakan yang tahu banyak, itu boleh ditelusuri oleh pernyataan Presiden Jokowi yang berkali-kali menyatakan subsidi BBM membengkak tajam, terutama setelah perang Rusia," imbuh dia.
Baca Juga: Ini Tips Agar Mobil Hemat Konsumsi BBM
Untuk diketahui, metode survei yang digunakan melalui random digit dialog, dimana teknik memilih sampel melalui proses pembangkit nomor telepon secara acak. Sedangkan, sebanyak 1.215 responden yang terlibat dengan margin of error sebesar 2,9%, serta tingkat kepercayaan 95%.