Industri Semen Masih Tertatih-tatih Pasca Pandemi Covid-19

Erick Tanjung | Mohammad Fadil Djailani
Industri Semen Masih Tertatih-tatih Pasca Pandemi Covid-19
PT Semen Indonesia . (Dok. SIG)

"Di tengah kondisi pasar yang hiperkompetisi, Perseroan terus berupaya menciptakan peluang melalui pengembangan diversifikasi produk dan layanan," ujar Andriano.

Suara.com - Industri semen nasional tampaknya masih menghadapi tantangan yang cukup berat, bahkan diera pasca pandemi Covid-19.

Hal tersebut dikatakan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Semen Indonesia Group (SIG), Andriano Hosny dalam public expose live 2022 yang diselenggarakan secara virtual oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (16/9/2022).

Andriano mengatakan ditengah kondisi pasar yang hiperkompetisi dan kondisi pandemi yang masih membayangi, sejumlah perusahaan semen tanah air berusaha keras untuk bisa bertahan, termasuk juga bagi SIG yang merupakan perusahaan plat merah.

Salah satu langkah yang diambil untuk bisa bertahan kata dia adalah dengan melakukan diversifikasi produk.

Baca Juga: Dua BUMN Berkolaborasi Perkuat Operasional Logistik di RI

"Di tengah kondisi pasar yang hiperkompetisi, Perseroan terus berupaya menciptakan peluang melalui pengembangan diversifikasi produk dan layanan dalam rangka mengokohkan posisi sebagai penyedia solusi bahan bangunan yang berkelanjutan," paparnya.

Menurut dia diversifikasi produk merupakan langkah yang cukup tepat untuk diambil ditengah situasi persaingan yang makin ketat.

"SIG memiliki variasi produk turunan semen yang memiliki rentang spesifikasi lengkap serta solusi layanan pendukung, untuk memenuhi persyaratan kondisi bangunan sesuai kebutuhan pelanggan dimana pun berada,” kata dia.

Saat ini SIG memiliki lima merek semen yang menjadi pemimpin pasar di masing-masing regionnya, antara lain Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa, Dynamix serta Semen Andalas.

Selain itu SIG memiliki pabrik semen terintegrasi di delapan lokasi, pabrik pengemasan di 26 lokasi, enam pabrik penggilingan semen, dan tujuh pelabuhan. Sedangkan jalur distribusi diperkuat oleh 306 distributor baik di Indonesia maupun di Vietnam (TLCC), serta 70.000 toko ritel di Indonesia.

Baca Juga: Bos SIG (SMGR) Sebut Pasar Semen Kian Sengit

Andriano menambahkan, SIG menawarkan produk semen kantong multiguna hingga produk semen untuk aplikasi khusus yang lebih ekonomis, serta berbagai tipe semen curah yang sesuai dengan karakteristik dari tiap jenis proyek sehingga lebih tepat guna dan efisien.

Selain itu pemasaran produk-produk SIG semakin kuat dengan kehadiran tiga platform digital yaitu SobatBangun, AksesToko serta SIG online store yang memudahkan pelanggan mendapatkan pelayanan dalam hal pembangunan.

Sementara itu dari sisi kinerja keuangan Andriano menyampaikan, selama semester I 2022, Perseroan berhasil mencatatkan kinerja positif di tengah berbagai tantangan berat yang dihadapi industri semen dalam negeri.

Emiten dengan kode saham SMGR ini berhasil meningkatkan pendapatan dari pasar domestik sebesar 1,8 persen. Perseroan juga mampu mempertahankan EBITDA sebesar Rp3,53 triliun dengan marjin EBITDA yang meningkat 0,4 persen menjadi 22,3 persen.

Sementara itu laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 4,4 persen menjadi Rp829 miliar dan marjin laba bersih meningkat 0,3 persen menjadi 5,2 persen dibandingkan tahun lalu.

“Perseroan melakukan langkah-langkah strategis untuk mempertahankan kinerja positif yang berkontribusi pada pengendalian beban pokok pendapatan, termasuk melalui pengamanan suplai batu bara dengan harga DMO, serta menurunkan beban usaha dan beban keuangan," pungkasnya.