Suara.com - Sebagai negara pasar buah (dan sayur) terbesar kelima di dunia, Indonesia punya ketertarikan khusus pada stroberi, melihat bahwa negara ini juga adalah negara pengimpor stroberi Korea terbesar ke-7.
BPS Indonesia di saat yang sama mencatat bahwa stroberi adalah buah yang paling sedikit diproduksi di 2021, dengan total 9.860 ton yang mana 6.458 ton datang dari Jawa Barat. Perbandingannya cukup jauh dengan produksi pisang yang berada pada 8,7 juta ton.
Jika ditangani dengan tepat, stroberi berpotensi menjadi amunisi ekspor nasional, di mana pada 2016, platform intelijen pemasaran Index Box mencatat bahwa dari total 918.000 ton impor stroberi global, AS mengimpor 165ribu ton, Jerman 115ribu ton, Kanada 103ribu ton, dan Perancis 80ribu ton. Kendati predikat negara konsumen stroberi terbesar dipegang oleh Cina dengan porsi 41% dari konsumsi global, mereka juga adalah produsen stroberi terbesar (42%) secara global.
Sayangnya, stroberi lokal memiliki rasa asam, dengan skor Brix 4-7%, berukuran kecil (kurang dari 12 gram), terlihat agak kusam, dan aromanya tipis, kurang menggugah selera. Biasanya jenis ini digunakan sebagai dekorasi atau diolah menjadi jus, es krim, atau smoothie.
Baca Juga: Viral Lontong Pink Rasa Stroberi, Dimakan Bareng Opor Ayam
Hyoshii Farm, perusahan baru yang merevolusi industri buah-buahan, kini bekerja sama dengan petani domestik di bidang agribisnis stroberi dan menawarkan dukungan secara menyeluruh mulai dari penyempurnaan proses produksi, nilai keekonomian, pengemasan, hingga pendekatan konsumen.
Hyoshii Farm melihat pasar memiliki persepsi bahwa buah lokal itu berkualitas rendah, dan ini karena adanya berbagai tantangan kurangnya kualitas benih/ batang bawah, wawasan teknik berkebun yang tepat, teknologi pascapanen, dan branding yang kurang maksimal.
Dengan memperkenalkan teknologi pengembangan batang bawah, serta teknologi perkebunan dan pascapanen eksklusif, Hyoshii Farm membantu petani meningkatkan nilai jual dan mengurangi kerugian panen. Menurut James Rayawan, CEO dan cofounder Hyoshii Farm, rata-rata 20-30% panen buah dibuang karena membusuk. Pengurangan jumlah buah busuk adalah salah satu fokus utama dari yang ditawarkan perusahaannya.
Hatsu Hana, hasil panen satu-tanaman-satu-stroberi yang unik dan perdana dari Hyoshii Farm pun sukses dilelang di Rp 10.000.000 untuk satu kotak berisi sembilan. Buah stroberi premium ini memiliki rasa manis yang dominan dengan rata-rata skor Brix di atas 10%, berukuran sedang hingga besar di atas 20 gram, berair, sarat rasa, memiliki aroma yang kuat, terlihat berkilau dan kemerahan, sehingga dikonsumsi segar satu demi satu.
"Stroberi 30 gram per buah hasil panen perdana kami telah menyedot perhatian masyarakat, dan kami berkomitmen untuk menjaga kualitas tinggi sedemikian untuk buah-buahan yang nantinya akan dinikmati semakin banyak pecinta buah di Indonesia,” kata James dalam siaran tertulis.
Baca Juga: 5 Manfaat Mengonsumsi Buah Stroberi bagi Kesehatan
Dalam 12 bulan ke depan, James menargetkan Hyoshii Farm untuk meningkatkan produksi sebanyak 5-10 kali lipat dan melanjutkan ekspansi kebun di Lembang sembari memastikan para pelanggan bisa mendapatkan buah beri Hyoshii kapanpun mereka mau. Ia juga akan menambah jaringan di 20-30 toko dan supermarket di Jakarta, Bandung, dan Surabaya, serta melakukan pendekatan kolaboratif dengan restoran dan took roti premium agar menggunakan stroberi lokal-premium miliknya.