Inflasi AS Kembali Meningkat, Harga Minyak Dunia Loyo

Rabu, 14 September 2022 | 08:08 WIB
Inflasi AS Kembali Meningkat, Harga Minyak Dunia Loyo
Perkembangan harga minyak dunia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak dunia kembali bergerak melemah pada perdagangan hari Selasa, membalikkan penguatan di awal sesi karena inflasi Amerika secara tak terduga kembali meningkat pada bulan Agustus.

Hal tersebut tentunya memberikan dorongan bagi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga yang agresif lagi pekan depan.

Mengutip CNBC, Rabu (14/9/2022) minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman November, patokan internasional, ditutup turun 83 sen atau 0,9 persen menjadi USD93,17 per barel, setelah diperdagangkan antara USD95,53 dan USD91,05.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman Oktober, berkurang 47 sen, atau 0,5 persen menjadi USD87,31 per barel, setelah menyentuh posisi tertinggi di USD89,31 dan terendah USD85,06.

Indeks harga konsumen (IHK) naik 0,1 persen bulan lalu setelah tidak berubah pada Juli, tutur Departemen Tenaga Kerja Amerika.

Pejabat Fed akan bertemu Selasa dan Rabu depan, dengan inflasi jauh di atas target 2 persen bank sentral AS itu.

"The Fed mungkin harus menaikkan suku lebih cepat dari ekspektasi yang dapat menyebabkan sentimen 'risk back off' pada minyak mentah dan penguatan lebih lanjut untuk dolar," kata Dennis Kissler, Vice President BOK Financial.

Minyak umumnya dibanderol dalam dolar AS, sehingga penguatan  greenback  membuat komoditas tersebut lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Pembatasan Covid-19 yang diperbarui di China, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, juga membebani harga minyak mentah.

Baca Juga: BPH Migas Sebut Digitalisasi Penyaluran BBM Jadi Solusi Subsidi Tepat Sasaran

Jumlah perjalanan selama liburan Festival Pertengahan Musim Gugur tiga hari di China menyusut, dengan pendapatan pariwisata juga jeblok, data resmi menunjukkan, karena pembatasan terkait Covid membuat orang enggan bepergian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI