Suara.com - Para pelaku bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diminta jangan cepat menyerah dalam kondisi apapun, terlebih disaat adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan mereka beradaptasi dalam kebiasaan baru menuju era go digital.
Hal tersebut dikatakan CEO Wiranesia Inkubator Faransyah atau yang lebih dikenal Coach Faran dalam sebuah diskusi virtual bertajuk 'Optimalkan Teknologi Digital Bantu Bisnis Makin Terkenal' yang diselenggarakan Suara.com, Selasa (13/9/2022).
"Intinya sih apapun kegiatan yang dilakukan tantangan apa yang di dapat dan proses tersebut jangan anggap sebagai beban," kata Coach Faran.
Diakui Coach Faran digitalisasi menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku UMKM yang memang terbiasa berjualan dari mulut ke mulut, tapi situasi seperti ini dengan adanya pandemi membuat aktivitas berjualan dari mulut ke mulut menjadi sangat riskan dan dihindari.
Baca Juga: Pandemi Jadi Momentum UMKM Wajib Go Digital
Oleh sebab itu kata Faran, para pelaku UMKM harus mencari jalan keluar sendiri untuk menghadapi kesulitan tersebut, salah satunya tentu dengan go digital.
"Go digital atau gaptek jangan jadi beban bagi para pelaku UMKM, itu semua proses belajar. Dulu ketika kita kecil belajar matematika itu sulit, tapi sekarang bisa dengan mudah, nah ini yang namanya proses. Jadi jangan cepat menyerah nikmati saja prosesnya," papar Coach Faran.
Selain jangan cepat menyerah, Coach Faran juga meminta pelaku bisnis UMKM jangan hanya mengandalkan peran pemerintah ataupun orang lain. Karena menurut dia sukses atau tidaknya usaha kuncinya ada disetiap pelaku bisnis UMKM itu sendiri.
"Jangan ngandelin pemerintah, jangan ngandelin temen, harus usaha sendiri. Perbanyak komunitas berbagi dan sharing itu lebih baik," katanya.
Dari data yang disampaikan Coach Faran digitalisasi menjadi tantangan yang paling cukup berat bagi pelaku UMKM saat ini selain akses permodalan.
Baca Juga: iSeller Dukung Digitalisasi Bisnis Ratusan UMKM di Event JF3
Diketahui sebanyak 37 persen pelaku UMKM tidak memiliki akses terhadap internet baik itu komputer maupun smartphone. Selain itu 36 persen pelaku UMKM memiliki akses internet tetapi tidak mempergunakannya untuk mengembangkan penjualan mereka.
Sementara hanya 18 persen dari para pelaku UMKM yang memanfaatkan media sosial mereka untuk melakukan penjualan produk. Dan hanya 9 persen dari 57,9 juta pelaku UMKM yang serius menjual produk melalui jejaring sosial yang terintegrasi melalui flatform e-commerce.