Kisah Titik Temu Coffee yang Unjuk Gigi Bawa Cita Rasa Kopi Indonesia di Acara G20

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 13 September 2022 | 09:23 WIB
Kisah Titik Temu Coffee yang Unjuk Gigi Bawa Cita Rasa Kopi Indonesia di Acara G20
Titik Temu Coffee di Acara G20. (Dok. GoTo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Acara G20 Digital Innovation Network yang baru saja berlalu di Denpasar pada awal bulan September 2022 ini meninggalkan banyak cerita menarik. Salah satunya adalah cerita di balik penyedia kopi dan cemilan bagi para delegasi internasional dari dua puluh negara tersebut, Titik Temu Coffee.

Titik Temu Coffee membuka kedai kopi pertamanya pada tahun 2016 di Seminyak, Bali. Pertemuan Joseph Erwin atau akrab disapa Joseph bersama empat belas rekannya yang lain pada tahun 2014, melahirkan ide untuk memulai bisnis kopi di pulau Bali, pusat destinasi wisata mancanegara yang ada di Indonesia.

Tak tanggung-tanggung, kolaborasi yang solid dari lima belas founder Titik Temu membawa bisnis kopi ini berkembang secara signifikan. Menawarkan produk unggulan minuman berbasis kopi arabica yang berkualitas, serta didukung dengan ambience dan lokasi yang strategis, tawaran makanan serta entertainment yang apik, menghadirkan pengalaman kedai kopi yang berbeda.

Walaupun pertumbuhan bisnis kopi berkembang pesat, dalam perjalanannya, Titik Temu juga menemukan tantangan tersendiri. Saat pandemi menghantam dan semua bisnis berbondong-bondong untuk banting setir ke sejumlah kanal penjualan online, Titik temu justru merasa kalau opsi ini kurang pas.

Baca Juga: Mana yang Lebih Sehat, Teh atau Kopi?

“Titik Temu memiliki tujuan untuk menjadi tempat pertemuan para pelanggan setia kami dengan teman-teman mereka, sehingga melalui Titik Temu dapat terlahir ide-ide baik. Menjual kopi secara online dirasa kurang sesuai dengan karakter kami,” tutur Joseph.

Berbagai efisiensi pun dilakukan oleh manajemen Titik Temu. Berbagai platform digital coba digunakan untuk memudahkan operasional bisnis, namun belum ada yang dapat memberikan layanan yang optimal, ataupun mudah digunakan bagi para karyawan Titik Temu.

Sampai akhirnya Titik Temu mencoba aplikasi Moka sebagai penyedia layanan point of sales dari GoTo Financial, yang memiliki user experience sederhana.

Saat pandemi mulai mereda, Joseph melihat ada perubahan pada preferensi pelanggan, di mana mereka lebih memilih tempat minum kopi luar ruang dibandingkan di dalam ruangan.

Fenomena ini kemudian menginspirasi Joseph bersama manajemen Titik Temu untuk membuka outlet baru dengan konsep yang berbeda, hingga hadirlah Titik Temu cabang Cipete, kedai kopi yang 90% areanya bersifat outdoor. Kedai ini pun langsung ramai dikunjungi pelanggan dan menjadi momentum Titik Temu dalam meningkatkan penjualan pasca pandemi.

Baca Juga: Mengenal Arak Bali Jadi Souvenir KTT G20

Di samping membaca perubahan preferensi pelanggan, Joseph juga memberikan saran bagi pelaku usaha yang baru memulai usaha untuk membuat perencanaan keuangan yang matang.

Transparansi dalam pengawasan juga penting, menurut Joseph. Dengan pelaporan keuangan yang komprehensif, hal itu memudahkan pebisnis dalam menentukan strategi bisnis ke depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI