Suara.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (12/9/2022) ini menguat saat pasar masih menunggu data inflasi Amerika Serikat.
Rupiah pagi ini menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.820 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.830 per dolar AS.
"Market terlihat masih menunggu laporan inflasi bulan Agustus Amerika Serikat yang akan diumumkan pada hari Selasa," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama, Senin (12/9/2022).
Menurut dia, sentimen pasar masih cenderung pada agresifnya bank sentral AS The Federal Reserve dalam menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi.
Baca Juga: Pembangunan Rumah DP 0 Rupiah Anies Masih Jauh dari Target, Pemprov DKI Bakal Gandeng Swasta
Indeks dolar bertahan tidak jauh dari level terendah dua minggu menjelang data inflasi (IHK) utama AS minggu ini yang memungkinkan The Fed untuk mempertimbangkan apakah akan memperlambat laju kenaikan suku bunganya pada pertemuan kebijakan 21 September.
Selain itu, investor juga masih berhati-hati jelang laporan IHK AS pada Selasa (13/9), bahkan ketika pejabat Fed melanjutkan retorika hawkish mereka pada akhir pekan lalu.
Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan dia mendukung peningkatan signifikan pada pertemuan bank sentral berikutnya, sementara Presiden Fed St. Louis James Bullard mengulangi seruannya untuk kenaikan 75 basis poin.
"Dari dalam negeri, isu kenaikan BBM masih jadi pengaruh. Seberapa besar dampaknya pada inflasi bulan Agustus akan memberikan dampak pada pergerakan nilai tukar rupiah," ujar Revandra, dikutip dari Antara.
Rupiah hari ini diperkirakan akan bergerak di kisaran level Rp14.760 per dolar AS hingga Rp14.880 per dolar AS.
Baca Juga: Mengenal Operasi London Bridge is Down, Prosedur Kematian Ratu Elizabeth II
Pada Jumat (9/9/2022) lalu, rupiah ditutup menguat 71 poin atau 0,47 persen ke posisi Rp14.830 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.901 per dolar AS.