Suara.com - Presiden Joko Widodo mengaku tengah mempertimbangkan untuk membeli minyak dari Rusia saat kebutuhan dalam negeri yang terus naik dan tekanan biaya energi yang tinggi.
"Semua opsi selalu kami pantau. Jika ada negara mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja," kata Presiden Joko Widodo saat ditanya apakah Indonesia akan membeli minyak dari Rusia oleh Financial Times.
Langkah Indonesia untuk membeli minyak dari Rusia membuntuti India dan China yang sudah terlebih dahulu melakukan hal serupa.
Presiden Jokowi mengatakan, kebijakan harga BBM naik pada awal bulan September adalah 'upaya terakhir' dari dirinya. Keputusan ini sendiri memicu gelombang protes hingga saat ini.
Baca Juga: Rusia Tawarkan Harga Minyak Lebih Murah, Akankah Indonesia Tergiur?
Meski keputusan Indonesia untuk beli minyak dari Rusia 'mungkin' bisa jadi jalan keluar. Namun, hal ini bisa mendatangkan sanksi dari Amerika Serikat.
Keputusan Indonesia untuk membeli migas dari Rusia juga masih harus melewati kesepakatan harga di atas batas yang disepakati oleh negara-negara G7.
Pada Agustus lalu, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno mengatakan bahwa Indonesia telah ditawari minyak mentah Rusia dengan diskon 30 persen.
Tidak lama setelahnya, Pertamina mengatakan sedang mengkaji risiko membeli minyak Rusia.
Ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia mencatat tingkat inflasi tahunan sebesar 4,69 persen pada Agustus, di atas kisaran target bank sentral sebesar 2-4 persen untuk bulan ketiga berturut-turut, karena harga pangan yang tinggi.
Baca Juga: Pemerintah Pertimbangkan Membeli Minyak dari Rusia karena Harga Murah, Sanksi dari AS Menanti