Suara.com - Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menargetkan, infrastruktur Tol Jagat Kerthi Bali di Kabupaten Jembrana rampung pada tahun 2025.
"Saya minta tol 96,21 kilometer ini segera selesai karena ini kebutuhan untuk masyarakat agar bisa selesai 2025," kata Basuki, di Bali Sabtu (10/9/2022).
Ia menilai, jika disesuaikan dengan rencana awal yaitu selesai di tahun 2028 maka terlalu lama dan akan berimbas pada pembangunan infrastruktur pendukung seperti kebun raya atau lapangan golf yang direncanakan.
Usai adanya arahan tersebut, Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan langsung kepada kepala pelaksana Tol Jagat Kerthi Bali Tito Sulistyo agar bekerja ekstra demi menyelesaikan infrastruktur penghubung tiga kabupaten tersebut.
Baca Juga: IKN Mulai Dibangun, Kontrak Paket Konstruksi Hingga Software Bakal Ditandatangani Senin Depan
Tol Jagat Kerthi Bali sendiri merupakan jalan tol penghubung Gilimanuk-Mengwi yang akan menjadi akses utama bagi kendaraan umum, roda empat, roda dua, bahkan sepeda, dari Kabupaten Jembrana, Tabanan, hingga Badung.
Trase tol sepanjang 96,21 kilometer itu secara rinci akan melewati tiga kabupaten, 13 kecamatan dan 58 desa dengan estimasi biaya konstruksi sebesar Rp24 triliun. Koster menyebut berdasarkan desain trase, pembangunannya menghindari subak maupun tempat suci.
"Saya sudah memberikan arahan kepada semua pejabat agar tidak main-main di dalam proses pengerjaan ini terutama para pejabat di lingkungan Kabupaten Jembrana, Tabanan, dan Badung baik bupati, camat, kepala desa dan bendesa adat harus bekerja fokus, tulus dan lurus agar proses ini berlangsung lancar dan mendapat restu dari alam semesta," ujar gubernur, dikutip via Antara.
Di hadapan Menteri PUPR, Wayan Koster juga menjelaskan, tujuan dari Tol Jagat Kerthi Bali adalah sebagai sarana yang memberi kesejahteraan dan kebahagiaan untuk masyarakat Bali yang diyakini mampu memberi dampak positif.
"Dampak positif peningkatan investasi pembangunan, peningkatan lapangan kerja, efisiensi jarak waktu tempuh logistik, akan mampu menjadi pemicu timbulnya destinasi baru serta pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru, dan menyeimbangkan pembangunan antar wilayah di Bali," pungkasnya.
Baca Juga: Renovasi TMII Hampir Final, Jokowi Ingatkan Harga Tiket Jangan Mahal