Suara.com - Kenaikan harga BBM bersubsidi khususnya pertalite menuai protes dari berbagai kalangan. Salah satu sebabnya, harga BBM di Indonesia makin mahal justru di saat harga minyak dunia turun.
Presiden Joko Widodo dinilai salah langkah ketika mengetok palu kenaikan pertalite menjadi Rp10.000 per liter dan solar menjadi Rp6.800 per liter. Saat ini harga minyak dunia berada di bawah level USD 100 per barel.
Menteri Keuangan Sri Mulyani angkat bicara soal kenaikan harga BBM ini. Utamanya soal hubungan mengapa harga BBM makin mahal saat harga minyak dunia justru turun. Sebelumnya saat harga BBM belum naik, harga minyak dunia ada di kisaran USD 117 per barel.
"Kami terus mengalami perhitungan dengan harga ICP yang turun ke USD 90 sekalipun maka subsidi masih akan besar," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melalui akun Youtube Sekretariat Presiden.
Baca Juga: Ketua PBNU Sebut Kebijakan Menaikkan Harga BBM Pilihan Sulit di Tengah Situasi Pelik
Namun demikian, subsidi minyak masih berada di USD 98,9 meskipun harga minyak turun hingga USD 90 per barel. Pasalnya harga minyak dunia rata-rata sejak awal tahun (year-to-date/ytd) masih berada di level USD 97 per barel.
"Dengan perhitungan ini maka angka kenaikan subsidi yang waktu itu disampaikan di media dari Rp502 triliun tetap akan naik. Tidak menjadi Rp698 triliun namun Rp653 triliun," jelasnya.
Namun, jika rata-rata harga minyak dunia turun ke angka USD 85 per barel subsidi yang digelontorkan pemerintah menjadi Rp640 triliun, dan jika harga minyak di atas USD 100 total subsidinya menjadi Rp649 triliun.
Bantuan Sosial
Dengan menaikkan harga BBM, pemerintah menyebutkan dapat menekan subsidi BBM. Kemudian uang subsidi tersebut akan dialihkan untuk pemberian bantuan sosial. Dengan menaikkan harga BBM atau mengurangi subsidi, pemerintah menghitung akan ada Rp24,17 triliun dana bansos tambahan. Angka ini diklaim dapat mengurangi kemiskinan di Indonesia.
Sri Mulyani menambahkan pemerintah akan terus memantau perkembangan harga minyak dunia yang sangat fluktuatif. Apalagi jika dilihat dari pengaruh sosial dan geopolitik negara-negara di seluruh dunia.
Lebih jauh pemerintah telah menghitung bakal mengalokasikan subsidi di angka Rp591 triliun jika harga minyak dunia berada di angka USD 85 per barel, atau alokasi subsidi Rp605 triliun jika harga minyak dunia USD 99 per barel.
Pemerintah juga berjanji tak akan lepas tangan merespons dampak dari kenaikan harga BBM. Negara akan terus memantau daya beli masyarakat setelah harga BBM resmi naik.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni