Rakyat Jerman Tuntut Pemerintah Buka Pasokan Gas Nord Stream, Vladimir Putin 'Menang'?

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 08 September 2022 | 14:19 WIB
Rakyat Jerman Tuntut Pemerintah Buka Pasokan Gas Nord Stream, Vladimir Putin 'Menang'?
Migas Rusia (VOA Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sudah menjadi rahasia umum jika negara-negara di Eropa khususnya Jerman memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap pasokan gas dari Rusia.

Sejak negara Adolf Hitler ini menerapkan sanksi atas invasi Vladimir Putin ke Ukraina, mereka mengurangi pasokan gas dari Rusia.

Warga terdampak berdemonstrasi meminta pasokan gas Rusia dibuka kembali mengingat kondisi ini membuat harga energi semakin mencekik. Pembayarannya dibebankan kepada rakyat. 

Di sisi lain, Rusia menutup pipa gas utama Nord Stream 1 yang memasok energi ke Jerman sejak Rabu (7/9/2022). Negara tersebut mengklaim penutupan hanya akan berlangsung dalam tiga hari untuk pemeliharaan turbin. Namun, kondisi ini juga membuat pasokan energi ke Jerman makin seret.  

Baca Juga: Ukraina Kecam Penahanan Terhadap Dzhelyalov yang Dilakukan oleh Rusia di Krimea

Tahun lalu, Rusia memasok 40 persen gas ke Uni Eropa. Walau demikian, dalam beberapa pekan terakhir, Rusia mengurangi aliran melalui Nord Stream 1 menjadi hanya 20 persen dari kapasitas. Moskow juga menuding negara-negara Barat menerapkan sanksi ekonomi untuk bekas Uni Soviet tersebut. 

Mengutip VOA, Perdana Menteri Bavaria, Markus Soeder berucap negaranya kini dalam kondisi sulit. Soeder mengunjungi Kota Lubmin di Pantai Baltik yang menjadi ujung dari Pipa Nord Stream 1 tersebut.

"Putin sedang bermain game dengan Nord Stream 1 dan Nord Stream 2. Saya pikir ini semacam permainan. Masalahnya, kami tidak dalam posisi untuk merespons permainan ini secara memadai," kata Soeder kepada wartawan.

Harga gas Eropa saat ini telah melonjak menjadi sekitar 10 kali lipat dari harga rata-rata dalam satu dekade terakhir. Jerman menyatakan krisis gas pada Juni dan memperingatkan bahwa konsumen dan bisnis harus mengurangi pemakaian. Konsumsi sejak itu turun sekitar 20 persen. Tanpa pasokan gas dari Rusia, Jerman diperkirakan hanya bertahan 2,5 bulan.

Di sisi lain, Kanselir Jerman Olaf Scholz tiba-tiba diapit oleh beberapa wanita bertelanjang dada selama acara jumpa pers, sebagai bagian dari protes yang menyerukan embargo impor gas Rusia oleh Jerman selama perang di Ukraina.

Baca Juga: Putin Sanjung Negara-negara Asia, Sebut Sanksi Eropa "Ancaman Global"

Seorang fotografer di tempat kejadian melaporkan bahwa penjaga keamanan segera turun tangan dan membawa kedua wanita itu pergi. Scholz tetap berada di tempat yang sama dan melanjutkan acara foto bersama pengunjung lainnya.

Meskipun Jerman telah mengeluarkan sanksi yang cukup besar terhadap Moskow, negara ini tetap bergantung pada gas Rusia untuk menjalankan kegiatan industri. Anggota parlemen telah menolak seruan untuk memotong pasokannya karena kekhawatiran akan dampak ekonomi yang mengerikan.

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI