Suara.com - Sistem ketahanan pangan Indonesia dinilai baik dan mencapai swasembada beras sejak 2019. Capaian tersebut diraih tak lepas dari perencanaan yang matang terkait pembangunan infrastruktur, seperti embung dan jaringan irigasi.
"Irigasi kita sudah 1,1 juta hektare, sehingga kita mendapatkan penghargaan dari IRRI (International Rice Research Institute), yang menyatakan sistem ketahanan pangan kita baik dan mencapai swasembada beras sejak 2019," ujar Presiden Joko Widodo, dalam sarasehan 100 ekonom Indonesia yang disiarkan melalui CNBC, Rabu (7/9/2022).
Jokowi mengaku bangga terhadap kinerja sektor pertanian Indonesia yang selalu tumbuh positif, sehingga mampu mewujudkan cita-cita swasembada beras selama tiga tahun berturut-turut, sejak 2019 hingga 2021.
Ia menyebut, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik, sehingga dalam kurun waktu 27 bulan terakhir, neraca Indonesia selalu surplus. Padahal, kata dia, pandemi dan krisis global lainya membuat banyak negara tumbuh negatif.
Baca Juga: Penelitian Unpad dan Kementan Sebut Buah Mangga Indonesia Aman dari Bactrocera
"Sudah 27 bulan neraca kita selalu surplus yang sebelumnya selalu negatif," katanya.
Jokowi mengatakan, sektor pertanian harus mengarah pada sistem dan kelengkapan teknologi, sehingga ke depan masuk pada ekosistem berbasis digital. Hal serupa juga harus didorong pada tingkat usaha kecil dan menengah UMKM.
"Digitalisasi ini penting karena berkaitan dengan ekonomi yaitu UMKM. Apalgi 61 persen UMKM kita ini berkontribusi pada PDB Nasional sehingga dengan adanya keruwetan dunia ini, mereka harus didorong terus untuk bisa masuk ke ekosistem digital yang ada," katanya.
Terakhir, Jokowi mengajak pemerintah daerah untuk mengintervensi semua program strategis yang dapat mendorong tumbuh kembangnya ekonomi nasional. Dan yang paling penting, menurut dia, semua pihak harus menjaga kesatuan dan persatuan.
"Memang ketakutan semua negara sekarang ini pertumbuhan ekonomi, inflasinya berapa. Kita juga kemarin berhitung dengan detail hitungan dari menteri-menteri, naik di 1,8 persen. Kita harus intervensi, dengan pemerintah daerah harus ikut bergerak bantu tekan inflasi. Yang paling penting menurut saya, jaga persatuan, jaga kesatuan kita bahu membahu untuk negara ini," jelasnya.
Baca Juga: Kementan Modernisasi Pertanian Flores Timur dengan Alsintan
Sementara, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menegaskan, sektor pangan merupakan sektor yang sangat penting dalam menunjang kehidupan manusia sehari-hari. Karena itu, sektor pangan mutlak menjadi perhatian bersama dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.
"Saya ingin katakan bahwa pangan itu segalanya. Kita negara ke-empat terbesar di dunia, memang tidak boleh setengah-setengah menghadapi dan tidak boleh salah menghitungnya, terutama bagi jajaran Kementan. Memang pangan untuk makan, tetapi bukan hanya makan, tapi juga untuk kesehatan, ekonomi dasar yang memutar ekonomi lain. Sekarang semakin penting, karena kita menghadapi climate change," katanya.