Vale Indonesia Gandeng Dua Perusahaan China Bangun Smelter Nikel di Morowali

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 06 September 2022 | 19:55 WIB
Vale Indonesia Gandeng Dua Perusahaan China Bangun Smelter Nikel di Morowali
Penandatanganan Perjanjian Investasi dan Kerja Sama Proyek Blok Bahadopi antara PT Vale Indonesia, China Baowu Steel Group, dan Shandong Xinhai Technology di Jakarta, Selasa (6/9/2022). (ANTARA/Aditya Ramadhan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) gandeng perusahaan asal China yaitu China Baowu Steel Group dan Shandong Xinhai Technology untuk membangun pabrik pemurnian dan pengolahan atau smelter nikel di Kecamatan Bahodopi Kabupatem Morowali dengan nilai investasi sebesar 2,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp31 triliun.

"Estimasi biaya capex sekitar 2,1 miliar dolar AS untuk pembangunan pabrik," kata Direktur Utama PT Vale Indonesia Febriany Eddy pada acara Penandatanganan Perjanjian Investasi dan Kerja Sama Proyek Blok Bahadopi.

Pabrik tersebut mampu memproduksi sekitar 73 ribu hingga 80 ribu metrik ton nikel per tahun. Dengan penandatangan kerja sama investasi tersebut diharapkan pembangunan pabrik akan rampung paling lambat pada 2025.

Febriany berterima kasih kepada pemerintah Indonesia yang menjadikan Proyek Bahodapi sebagai Proyek Startegis Nasional (PSN).

Baca Juga: 6 Rekomendasi Drama China Li Yitong, Aktris China yang Ulang Tahun Hari Ini

"Proyek ini masuk sebagai PSN, ini berarti proyek ini mempunyai nilai strategis peningkatan, pertumbuhan, pemerataan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat dan pembangunan daerah," kata Febriany.

Ia menyebut, pabrik smelter nikel yang dibangun akan menghasilkan karbon yang rendah dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga gas alam cair atau LNG. Febriany mengatakan pabrik tersebut akan menjadi pabrik pertama di Indonesia yang digerakkan dengan LNG.

Direktur PT Vale Indonesia Bernandus Irmanto mengatakan bahwa Vale akan memiliki 49 persen saham atas pabrik, sementara sisanya kepemilikan oleh mitra.

Irmanto menjelaskan pabrik tersebut nantinya akan menghasilkan produk berupa feronikel yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan baja nirkarat.

Selama lima tahun pertama, 100 persen hasil produk feronikel akan diambil oleh mitra Vale untuk diekspor. Sementara setelah lima tahun, Vale mendapatkan 49 persen produk feronikel dari total yang dihasilkan pabrik dalam satu tahun.

Baca Juga: Detik-detik Gempa Tewaskan 46 Orang di Sichuan China, Jiang Pasrah di Lantai 31 Apartemen

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI