Suara.com - Catatan laba dalam laporan keuangan perusahaan migas Pertamina dan Petronas seperti langit dan bumi. Perbandingan keduanya teramat jauh. Diketahui Petronas yang merupakan perusahaan asal Negeri Jiran tersebut membukukan laba lima kali lebih tinggi jika dibandingkan Pertamina.
Jika dibandingkan, laporan keuangan Petronas menyatakan laba perusahaan pada 2021 adalah Rp159,7 triliun dengan kurs Rp3.300 per RM. Di sisi lain laba Pertamina dalam laporan keuangan mereka hanya mencatatkan laba bersih Rp29,3 triliun. Padahal, Petronas menjual BBM mereka jauh di bawah harga Pertamina.
Perusahaan yang berkantor pusat di Malaysia ini menjual BBM dengan RON 95 dengan harga Rp6.990 per liter dalam kurs ringgit. BBM dengan nilai oktan lebih tinggi yakni RON 97 dijual dengan harga Rp13.075 per liter, dan diesel RP7.330 per liter.
Jika dibandingkan dengan harga BBM yang dijual di SPBU Pertamina pada 2021 harga Pertamax Turbo (RON 98) naik dari Rp14.500 menjadi Rp16.200 per liter, Dextalite naik dari Rp12.950 per liter menjadi Rp15.000 per liter.
Baca Juga: Belasan Massa HMI Geruduk Gedung DPR Tanpa Mobil Komando, Ada Teriakan Lawan!
Kemudian Pertamina Dex naik dari Rp13.700 menjadi Rp16.500 per liter. Harga Pertalite dan Pertamax masing-masing Rp7.650 per liter dan Rp12.500 per liter.
Namun, kini harga BBM di Pertamina naik dengan rincian sebagai berikut, pertalite Rp10.000, solar Rp6.800, pertamax Rp14.500, pertamax turbo Rp15.900, Dextalite Rp17.100, terakhir Pertamina Dex Rp17.400.
Mengutip laman resmi Petronas, untuk meningkatkan perolehan laba dalam laporan keuangan itu perusahaan melakukan berbagai strategi.
Wakil Presiden Pengadaan Grup Petronas Freida Amat mengatakan sementara transisi energi yang dipercepat akan menciptakan tantangan lebih lanjut bagi bisnis minyak dan gas tradisional, pelaku industri harus inovatif dan tetap kompetitif biaya untuk memastikan proyek dan produksi tetap layak dalam iklim ekonomi yang tidak pasti untuk keberlanjutan industri. Apalagi kesadaran lingkungan dan permintaan bahan bakar hijau akan meningkat bersamaan dengan pemulihan ekonomi setelah Covid-19.
Petronas memperkirakan prospek positif untuk aktivitas pengeboran dan prospek yang stabil untuk pengolahan struktur tetap dan fasilitas bawah laut, pasokan linepipe, dan layanan bawah air.
Baca Juga: Harga BBM di SPBU Vivo Lebih Murah daripada SPBU Pertamina, Kok Bisa?
Dalam Outlook Perusahaan 2022-2024, Petronas juga membagikan gagasan yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi industri. Perusahaan mendorong lebih jauh penggunaan energi yang lebih bersih dan mengejar profil karbon yang lebih rendah.
Perusahaan mencoba mengoptimalkan bisnis hidrogen yang menghadirkan peluang bagi pelaku industri Oil and Gas Services and Equipment (OGSE).
Petronas Ventures, sebagai cabang modal ventura perseroan, akan terus mendorong inovasi teknologi dan mempertahankan keunggulan kompetitif untuk mendukung minyak inti dan bisnisnya untuk pertumbuhan lebih lanjut.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni