Suara.com - Emiten di bidang jasa kurir, pengangkutan dan pergudangan /penyimpanan PT Krida Jaringan Nusantara Tbk (KJEN) pada laporan keuangan semester 1 tahun 2022 mengalami penurunan kinerja.
Kendati bottom line pada laporan keuangan Perseroan masih negatif akibat Pandemi Covid-19, akan tetapi prospek bisnis PT Krida Jaringan Nusantara Tbk (kode saham: “KJEN”) atau KJN Express, di masa depan masih positif. Pasalnya, perusahaan pengiriman paket dan logistik yang sudah tercatat sebagai emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut, terus-menerus mengupayakan efisiensi usaha untuk mendukung keberlanjutan usaha Perseroan ke masa depan.
“Sesuai Laporan Keuangan Juni 2022, Perseroan masih merugi, kendati perekonomian Indonesia sudah mulai bangkit. Hal itu karena pengurangan tenaga kerja yang dilakukan sebelumnya membuat kami kesulitan menaikkan sales/revenue. Karena itu, kami masih membutuhkan waktu untuk melakukan konsolidasi tenaga sales dan kapasitas armada,” ujar Sunarto - Direktur Utama PT Krida Jaringan Nusantara Tbk.
Sunarto mengungkapkan, selain itu, tren bisnis utama Perseroan di bidang pengiriman dokumen juga akan terus menurun sebagai imbas dari banyaknya dokumen yang kini sudah berganti menjadi dokumen elektronik.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Mulai Mereda, Masyarakat Kembali Berani Periksakan Diri ke RS
“Kami juga akan terus mencari solusi untuk menghadapi tren penurunan bisnis ini ke depan, agar dapat kembali menstabilkan kinerja Perseroan,” kata Sunarto.
Sunarto lebih lanjut menjelaskan, efisiensi yang dilaksanakan manajemen Perseroan pada paruh pertama tahun ini, berhasil menekan beban usaha Perseroan menjadi Rp3,064 miliar dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp3,501 miliar.
Penurunan beban usaha Perseroan itu disebabkan efisiensi pada pos pengeluaran untuk membayar antara lain: jasa profesional, biaya listrik, telepon, dan air, serta pos pengeluaran Perseroan untuk biaya sewa.
Efisiensi terbesar yang dialami Perseroan pada semester pertama per Juni 2022 lalu adalah pengeluaran untuk membayar jasa profesional yang turun secara signifikan sebesar 76,25% menjadi Rp49,842 juta dibandingkan sebesar Rp209,829 juta per Juni 2021.
Efisiensi tersebut diikuti oleh penurunan signifikan pos biaya listrik, telepon, dan air sebesar 73,29% menjadi Rp86,715 juta per Juni 2022 dibandingkan di periode yang sama pada 2021 sebesar Rp324,678 juta. Ini adalah salah satu pos yang sangat berpengaruh dalam keberlanjutan usaha (business sustainability) Perseroan yang tercakup dalam aspek Environment, Social, and Governance (ESG).
Baca Juga: Meriahkan Panggung Gembira, Plt Wali Kota Bekasi Disambut Ribuan Warga
Selain itu, efisiensi Perseroan pada paruh pertama 2022 juga terjadi pada posisi pengeluaran sewa yang juga berkurang sebesar 49,07% menjadi Rp85,031 juta dibandingkan pada semester pertama 2021 sebesar Rp166,962 juta.
Efisiensi beban usaha tersebut mampu memangkas rugi usaha Perseroan per Juni 2022 sebesar 36,21% menjadi tinggal Rp736,764 juta dibandingkan pada semester pertama 2021 yang masih mencapai Rp1,155 miliar.
Pada akhirnya, Perseroan mengalami penurunan rugi bersih sebesar 21,73% pada semester pertama 2022 menjadi tinggal Rp466,373 juta (Rp0,93 per saham) dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp595,864 juta (Rp1,19 per saham).
Sunarto menyatakan, situasi yang dialami Perseroan cukup dilematis, di satu sisi untuk meningkatkan Revenue, Perseroan memerlukan Operasional yang mendukung, dimana saat ini di satu sisi Perseroan melakukan pengurangan tenaga kerja Operasional.
Sementara itu, pendapatan bersih Perseroan di sepanjang enam bulan pertama 2022 turun tipis 0,29% menjadi Rp4,537 miliar dibandingkan di periode yang sama pada 2021 sebesar Rp4,550 miliar. Penurunan tersebut mengakibatkan laba kotor terpangkas 0,77% menjadi Rp2,327 miliar per Juni 2022 dibandingkan dengan Juni 2021 sebesar Rp2,345 miliar.