Sejarah Gunung Antang, Jadi Lokalisasi Sejak Tahun 70-an Kini Tinggal Kenangan

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 31 Agustus 2022 | 15:36 WIB
Sejarah Gunung Antang, Jadi Lokalisasi Sejak Tahun 70-an Kini Tinggal Kenangan
Petugas membongkar bangunan liar di lokalisasi Gunung Antang, Jakarta, Selasa (30/8/2022). [ANTARA/Yogi Rachman]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kawasan lokalisasi Gunung Antang, Matraman, Jakarta Timur mendapatkan perhatian khusus Pemerintah DKI Jakarta lantaran menjadi pusat penyakit masyarakat.

Sejarah Gunung Antang selama ini lekat dengan perjudian dan prostitusi. Perilaku meresahkan ini membuat Pemkot Jakarta Timur bekerja sama dengan aparat kepolisian, dan PT KAI bertindak tegas dengan melakukan penertiban. 

Ratusan personel Polres Jakarta Timur dikerahkan untuk menertibkan bangunan liar. Ada lebih dari seratus bangunan liar yang ditertibkan dengan alat berat. Penertiban ini sempat mendapat protes, pasalnya pemerintah telah melayangkan surat agar pemilik bangunan membongkar sendiri tempat tinggalnya. 

Sejarah Gunung Antang

Baca Juga: Sebanyak 500 Personil Gabungan Dikerahkan untuk Bongkar Lokalisasi Liar Gunung Antang

Kawasan lokalisasi Gunung Antang sudah berdiri sejak akhir 1970-an. Lokasinya yang tepat di jembatan Gang Kelor membuat para pelanggan yang ingin melakukan tindakan asusila harus memarkir kendaraan di tempat yang cukup jauh. Kemudian berjalan kaki untuk menemui para PSK. Alhasil, lokalisasi ini dianggap sebagai salah satu yang paling aman. 

Penyakit masyarakat tersebut kemudian menjadi perhatian setelah pada 2005 silam terjadi insiden tabrakan antara KA Argo Muria dengan para penjaja wanita tuna susila di Gunung Antang.

Enam orang harus merenggang nyawa dan sembilan luka-luka dalam kecelakaan tersebut. Kemudian, penggusuran mulai terjadi sejak dimulainya proyek double-double track (DDT) sepanjang Jatinegara pada 2016. Pembongkaran dilakukan terhadap 294 bangunan di bantaran rel. Meski begitu lokalisasi dan perjudian masih tetap eksis di tempat tersebut. 

Penghuni Lokalisasi Gunung Antang

Asisten Pemerintahan Kota Jakarta Timur, Eka Darmawan, menyebutkan sekitar 90 persen penghuni kawasan lokalisasi Gunung Antang bukan warga DKI Jakarta.

Baca Juga: Ratusan Personel Disiagakan Saat Pembongkaran Lokalisasi Gunung Antang Jaktim Besok

"Kebanyakan tidak tinggal di sini. Ada yang tinggal di Bekasi. Warga yang diidentifikasi tinggal di DKI aja, tinggal di Condet dan CBU (Cipinang Besar Utara)," katanya.

Menurut Eka, total ada sekitar 120 bangunan liar di lokalisasi Gunung Antang yang dibongkar petugas gabungan. Ia mengatakan bahwa pihaknya menindak tegas warga dari luar wilayah DKI Jakarta yang mencari nafkah di lokalisasi liar Gunung Antang.

"Kalau warga luar DKI harus dipulangkan. Untuk apa maksiat di sini, setiap hari. Merusak moral," ujarnya.

Terkait warga DKI Jakarta yang terdampak pembongkaran lokalisasi Gunung Antang, Eka mengatakan pihaknya berupaya memindahkan mereka untuk mendapatkan tempat tinggal layak. Pihaknya juga akan memfasilitasi eks penghuni lokalisasi Gunung Antang yang ingin mendapatkan hunian yang layak.

"Yang kita antisipasi itu warga DKI yang mau ke rumah susun. Kita sudah siap. Nanti didaftarkan ke kelurahan atau kecamatan," imbuhnya. 

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI