Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis bahwa ekonomi pada kuartal III 2022 akan tetap tumbuh tinggi diatas 5 persen. Sinyalemen kondisi ekonomi yang baik sepanjang periode tersebut menjadi faktor utamanya.
Hal tersebut dikatakan Sri Mulyani saat Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (31/8/2022).
"Kuartal III ini kita perkirakan masih akan tumbuh tinggi di atas 5 persen, karena baseline kuartal III tahun lalu akibat Delta sudah cukup rendah," kata Sri Mulyani.
Diketahui pada Kuartal III 2021, ekonomi Indonesia tumbuh 3,51 persen, rendahnya pertumbuhan ini disebabkan merebaknya varian Delta pada waktu itu, sehingga cukup memukul aktivitas masyarakat saat itu.
Baca Juga: Pertalite dan Solar Harus Naik Harga?
Alhasil dengan kondisi ekonomi yang makin solid, Sri Mulyani percaya diri bahwa ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini bisa mencapai 5,2 persen sesuai dengan target APBN 2022.
Sementara itu untuk tahun depan, Sri Mulyani menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,3 persen.
"Angka pertumbuhan ekonomi 2023 ini relatif hampir sama dengan yang dikeluarkan berbagai lembaga internasional maupun analis market seperti Bloomberg konsensus Forecast, meski kita lihat juga ada tendensi di tahun 2023 akan ada revisi ke bawah terhadap proyeksi ekonomi," paparnya.
Meski demikian kata dia sikap kewaspadaan mesti dilakukan mengingat ancaman kondisi ekonomi pada tahun depan masih cukup tinggi.
Seperti halnya ancaman tingginya inflasi hingga respons berbagai bank sentral negara maju untuk menjinakkan inflasi melalui pengetatan kebijakan moneter.
Baca Juga: Kenapa Pertalite dan Solar Harus Naik Harga?
"Bank-Bank sentral di negara maju yang akan terus menaikkan suku bunga pada 2023 diperkirakan akan memukul pertumbuham ekonomi termasuk pada Indonesia dari sisi ekspor. Kinerja ekspor saat ini yang bisa tumbuh di atas 30 persen mungkin bukan menjadi baseline yang akan terus terjadi," katanya.