Suara.com - Harga emas kembali bergerak melemah pada perdagangan hari Selasa, karena investor menunggu pergerakan suku bunga yang lebih tinggi di Amerika Serikat dan negara lain.
Mengutip CNBC, Rabu (31/8/2022) harga emas di pasar spot turun 0,8 persen menjadi USD1.723,65 per ounce setelah mencapai level terendah satu bulan di USD1.719,56 pada sesi Senin.
Sementara itu, emas berjangka Amerika ditutup berkurang 0,8 persen menjadi USD1.736,3 per ounce.
"Ada tekanan lanjutan pada emas dari komentar (Chairman Federal Reserve) Jerome Powell minggu lalu yang meningkatkan ekspektasi Fed yang lebih agresif. Emas sebagai aset tanpa bunga akan memiliki lebih banyak persaingan," kata David Meger, Direktur High Ridge Futures.
Baca Juga: Dolar AS Melemah, Harga Emas Dunia Berbalik Arah Menguat
Pada pertemuan Jackson Hole pekan lalu di Wyoming, The Fed dan Bank Sentral Eropa memberikan nada hawkish, menjanjikan semua upaya untuk menjinakkan inflasi bahkan jika pertumbuhan ekonomi terpukul.
Sebagian besar trader sekarang memperkirakan kenaikan 75 basis poin pada pertemuan September.
Namun, emas pada akhirnya akan menyimpang dan melihat beberapa aliran safe-haven di beberapa titik jika ekonomi mulai melambat, tambah Meger.
Indeks Dolar (Indeks DXY) relatif stabil, setelah naik menjadi 0,3% sebelumnya. Dolar yang lebih kuat membuat emas menjadi mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
"Pergerakan kembali di atas USD1.765 bisa membuat mereka yang bullish pada emas bersemangat sekali lagi tetapi itu mungkin lebih mudah diucapkan daripada dilakukan jika perdagangan selama beberapa sesi terakhir adalah contohnya," ujar Craig Erlam, analis OANDA.
Baca Juga: Harga Emas Melorot 1 Persen Imbas The Fed yang Makin Agresif Naikkan Suku Bunga
Sementara itu harga perak di pasar spot merosot 1,9 persen menjadi USD18,39 per ounce dan platinum juga menyusut 1,9 persen menjadi USD847,50 dan paladium melorot 2,9 persen menjadi USD2.084,69 per ounce.