Suara.com - Pengamat kebijakan publik Trubus Rahardiansyah mengapresiasi penghematan anggaran yang dilakukan PT Pertamina (Persero) hingga mencapai Rp6 triliun di tengah mahalnya harga minyak dunia dalam beberapa waktu belakangan.
Dia menilai, penghematan itu membuktikan Pertamina telah melakukan perubahan tata kelola yang lebih baik.
"Efisiensi itu berarti Pertamina banyak melakukan perubahan tata kelola yang lebih efisien," ujar Trubus dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa (30/8/2022).
Lantaran itu, Trubus pun mengatakan Pertamina bisa mempertahankan kinerja positifnya, dalam mendapat keuntungan dan penghematan.
Baca Juga: Jelang Helat G20, Menteri ESDM Tinjau Kesiapan Green Energy Station Pertamina di Bali
Dia juga mengatakan, Pertamina bisa mengoptimalkan anggaran yang tersedia untuk mencari sumur baru yang memang membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
Lebih lanjut, Trubus berkata penghematan yang dilakukan Pertamina juga sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir.
"Kebijakannya (Erick Thohir) fokus pada memberi profit," ujarnya.
"Saya lihat ada benang merah, linier, korelatif, antara kebijakan Erick Thihir dengan Pertaminas. Banyak eksekusi yang dilakukan Pertamina memberikan hasil yang besar," ujar Trubus.
PT Pertamina (Persero) berhasil menghemat biaya operasional sekitar Rp6 triliun di tengah naiknya biaya produksi bahan bakar binyak (BBM) akibat terkerek harga minyak dunia yang meninggi.
Baca Juga: Antisipasi Penimbunan BBM di DIY, Pertamina Amankan Jalur Distribusi
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menuturkan keberhasilan itu tak lepas dari langkah strategis penghematan biaya yang dilakukan Pertamina Group sejak awal 2022.