Kepemimpinan Tokopedia dan GoPay Perkuat Peran GOTO dalam Ekonomi Digital Indonesia

Iwan Supriyatna Suara.Com
Selasa, 30 Agustus 2022 | 08:31 WIB
Kepemimpinan Tokopedia dan GoPay Perkuat Peran GOTO dalam Ekonomi Digital Indonesia
Ilustrasi GoTo
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepempinan Tokopedia dan GoPay di industrinya masing-masing menjadikan pondasi bisnis PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) semakin kuat. Terlebih e-Commerce dan Financial Technology (Fintech) merupakan industri baru yang diproyeksi akan semakin berkontribusi terhadap perekonomian negara.

Equity Research Analyst Samuel Sekuritas Indonesia, Farras Farhan, dalam risetnya menyebut bahwa e-Commerce merupakan kartu AS dari perekonomian digital Indonesia.

Merujuk data Google, Temasek, dan Bain, e-Commerce berkontribusi sebesar USD53 miliar dari total Gross Merchandise Value (GMV) sebesar USD69,7 miliar nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2021.

Selanjutnya, menurut Statista, sektor e-Commerce Indonesia memiliki nilai pasar sebesar USD 32 miliar, dan angka tersebut diperkirakan akan mencapai USD 83 miliar pada tahun 2025. Dari sisi basis pengguna, sektor e-commerce Indonesia memiliki 159 juta pengguna. 

Baca Juga: Dampak Buruk Tarif Ojol Naik, Abang Gojek, Grab dan Maxim Harus Tahu Apa Yang Mungkin Akan Terjadi

Seiring dengan semakin banyaknya penggunaan internet oleh masyarakat Indonesia, Farras meyakini bahwa industri e-Commerce Indonesia akan tumbuh jauh lebih besar.

”Meski usianya masih muda, sektor e-Commerce telah menjadi penggerak utama ekonomi digital Indonesia,” ungkap Farras dalam risetnya.

Kehadiran GOTO di industri e-Commerce melalui Tokopedia merupakan bagian dari fundamental bisnis untuk menangkap peluang besar tersebut. Terlebih, Tokopedia memiliki performa positif dengan mencatatkan lonjakan besar Gross Transaction Value (GTV) sebesar 46% menjadi Rp230 triliun pada sepanjang 2021. 

”Tahun (2022) ini, kami yakin Tokopedia akan mampu mencatatkan GTV sebesar Rp334 triliun (tumbuh 24% Year on Year/YoY) dan pada tahun 2024 angka tersebut akan mencapai Rp669 triliun yang merepresentasikan sekitar 46% dari total GTV GOTO,” terangnya. 

Beberapa faktor yang diidentifikasi sebagai pendukung pertumbuhan GTV Tokopedia di masa depan, menurut Farras, adalah strategi hyperlocal dan cross-pollination yang diadopsi oleh GOTO dan tren quick commerce (Tokopedia Now). Saat ini, sejumlah inovasi dari strategi GOTO dimaksud sudah mulai direalisasikan. Di antaranya kehadiran GoFood di Tokopedia dan layanan Buy Now Pay Later (BNPL) yaitu GoPayLater Cicil.

Baca Juga: Pemerintah Tunda Kenaikan Tarif Ojol

Saat ini, merujuk data survei Kumparan yang dirilis baru-baru ini, Tokopedia memimpin industri e-Commerce sebagai platform paling sering digunakan sebesar 63,6%. Posisi kedua adalah Shopee (30,8%) diikuti Lazada (3,1%). Untuk kategori platform e-Commerce dengan penjualan paling terpercaya juga menempatkan Tokopedia di urutan pertama (69,3%) diikuti Shopee (24,1%) dan Lazada (3,1%). 

Survei tersebut dilakukan secara daring pada 23 Juli hingga 5 Agustus 2022 yang melibatkan 577 responden dari berbagai kota di Indonesia berusia 17 hingga 35 tahun ke atas, dan melakukan transaksi di e-commerce lebih dari lima kali dalam sebulan.

Farras menambahkan, salah satu pendorong utama pertumbuhan e-commerce di Indonesia termasuk Tokopedia adalah selain 115 juta penduduk Indonesia merupakan masyarkat kelas menengah yaitu adanya perkembangan pembayaran digital. Menurut Asianbanker, pada tahun 2021, transaksi pembayaran digital di Indonesia mencapai USD 18,5 miliar, dengan 15% di antaranya berasal dari e-commerce.

GoPay saat ini menjadi layanan dompet digital paling sering dipakai di e-Commerce mencapai 42,1% (data survei Kumparan). Unggul atas ShopeePay (24,6%) dan OVO (18,2%).

Farras mengungkapkan GoPay merupakan salah satu tulang punggung lini bisnis GOTO Financial yang ada di industri Financial Technolgy (Fintech).

”Kami yakin pembayaran digital akan mendominasi industri Fintech untuk beberapa waktu ke depan dengan perkiraan jumlah pengguna pada tahun 2026 mencapai 233,94 juta.” ucapnya.

Citi Research sebagaimana dirilis Citigroup Sekuritas Indonesia menyampaikan hal yang sama. Pada kuartal kedua tahun 2022 ini, pihaknya memproyeksikan pendapatan GTV GOTO mencapai sebesar Rp150 triliun dengan lini bisnis Fintech sebagai penggerak utama diikuti e-Commerce dan on-demand services. 

Meningkatnya fundamental bisnis GOTO ditambah kemampuan monetisasi menjadikan landasan Citi merekomendasikan BUY (Beli) untuk saham GOTO. Saham GOTO menurutnya harus diperdagangkan pada harga premium dibandingkan pelaku industri sejenis di regional ASEAN terutama karena dominasinya di Indonesia.

”Ekosistem dan integrasinya yang kuat dalam rumah tangga adalah katalis utama untuk monetisasi aset lebih lanjut. Potensi kenaikan terlihat lebih baik untuk e-commerce dan GoTo Financial. Margin kontribusi yang berubah positif pada awal tahun 2024 akan mempercepat jalur GoTo menuju profitabilitas,” ungkap riset yang disusun Ferry Wong, CFA dan Ryan Davis ini. 

Integrasi ekosistem dimaksud di antaranya integrasi GoFood di Tokopedia dan GoPayLater termasuk layanan Buy Now Pay Later (BNPL) melalui GoPayLater Cicil di Tokopedia. Terdapat juga integrasi dengan Bank Jago dengan potensi ruang pertumbuhan yang besar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI