Murkanya Sri Mulyani, Beberkan Fakta 80 Persen Subsidi Pertalite Dinikmati Orang Kaya

Chandra Iswinarno | Mohammad Fadil Djailani
Murkanya Sri Mulyani, Beberkan Fakta 80 Persen Subsidi Pertalite Dinikmati Orang Kaya
Menkeu Sri Mulyani gelar konferensi pers beberkan fakta 80 persen konsumsi Pertalite dipakai orang kaya. [Tangkapan layar YouTube]

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati murka melihat data yang menyebut hampir sekitar 80 persen anggaran subsidi Pertalite dinikmati orang kaya.

Suara.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati murka melihat data yang menyebut hampir sekitar 80 persen anggaran subsidi Pertalite dinikmati orang kaya.

Hal tersebut diungkapkannya saat menggelar konferensi pers di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

"Dari subsidi Pertalite Rp93,5 triliun ini 80 persen dinikmati oleh rumah tangga yang relatif mampu bahkan sangat kaya," katanya pada Jumat (26/8/2022).

Sejumlah 80 persen tersebut, lanjut Sri Mulyani, setara dengan Rp60 triliun lebih. Artinya, anggaran subsidi Pertalite ini hampir seluruh dinikmati orang pemilik mobil. Sementara sisanya sebesar 20 persen hanya dikonsumi oleh pemilik motor.

Baca Juga: Harta Kekayaan Sri Mulyani yang Mau Naikkan PPN Jadi 12 Persen

Sedangkan untuk konsumsi Solar, penikmat subsidi ini lebih gila lagi. Hampir 95 persen dinikmati orang kaya, sementara sisanya 5 persen baru orang miskin.

"Untuk masyarakat tidak mampu hanya mencapai 5 persen sementara 95 persen dinikmati oleh orang-orang mampu dari nilai subsidi mencapai Rp149 triliun," katanya.

Kondisi ini pun yang menjadi perhatian utama pemerintah karena harus bersiap menanggung tambahan anggaran subsidi dan kompensasi jika harga jual BBM dalam negeri tidak naik. Apalagi saat ini kuota penjualan Pertalite dan Solar makin menipis.

"Kita lihat harga jual Solar, harga jual ecerannya Rp5.150/liter kalau kita lihat kurs Rp14.70p dan ICP USD105 saat ini seharusnya harga solar itu Rp13.950/liter," kata Sri Mulyani.

Begitu juga dengan harga Pertalite yang harga jualnya hanya Rp7.650/liter dengan harga keekonomiannya seharusnya Rp14.450 /liter. Artinya, pemerintah memberikan subsidi kepada masyarakat mencapai Rp6.800/liter.

Baca Juga: Dibanding Peres Rakyat Miskin Lewat PPN, Ekonom Saran Prabowo Keruk Dana dari Pajak Orang Kaya

Sama halnya juga dengan Pertamax, saat ini harga jualnya Rp12.500/liter, yang seharusnya harga keekonomiannya Rp17.300/liter. Sehingga pemerintah masih tetap memberikan subsidi sebesar Rp4.800/liter.

"Pertamax sekalipun yang dikonsumsi mobil-mobil bagus berarti yang pemiliknya juga mampu itu pun mereka masih mendapatkan subsidi setiap liternya Rp4.800," ucap Sri Mulyani.