Suara.com - PT CIMB Niaga Finance (CNAF) hingga semester I 2022 menyalurkan pembiayaan baru atau booking sebesar Rp4,47 triliun pada Semester 1 tahun 2022, naik sebesar 103 persen year-on-year (YoY), dibandingkan periode yang sama di 2021 sebesar Rp2,20 triliun.
Presiden Direktur CIMB Niaga Finance Ristiawan Suherman, mengatakan pertumbuhan kredit ditopang oleh pembiayaan mobil baru yang naik 127 persen menjadi Rp1,46 triliun di semester I dari Rp644 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
Kemudian, untuk segmen mobil bekas juga meningkat dari Rp924 miliar di semester I 2021 meningkat menjadi Rp1,79 triliun hingga akhir Juni 2022. Lalu, refinancing juga tumbuh 93 persen dari Rp621 miliar menjadi Rp1,2 triliun.
“Tahun 2022 merupakan tahun dimana bisnis otomotif sudah mulai kembali seperti sebelum pandemi. Hal tersebut terlihat dari aktivitas masyarakat yang sudah berlangsung normal. Hal ini sejalan dengan berbagai stimulus yang telah dikeluarkan pemerintah dalam percepatan ekonomi salah satunya PPnBM,” ujar Ristiawan dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (26/8/2022).
Baca Juga: Viral! Pasutri Berbaju Lusuh Beli Mobil Baru Tunai, Uang Ratusan Juta Dibawa Pakai Karung
Sejalan dengan peningkatan pembiayaan baru, Perseroan berhasil membukukan laba sebelum Pajak atau PBT (profit before tax) sebesar Rp246 miliar, naik sebesar 90 persen YoY dibandingkan semester 1 tahun 2021 sebesar Rp129 miliar.
Di samping itu, Perseroan konsisten mempertahankan rasio kredit bermasalah atau NPF (non performing financing) di bawah rata-rata industri yaitu sebesar 0,92 persen, lebih rendah dibanding periode yang sama di tahun 2021.
Selain itu, rasio-rasio keuangan juga terjaga dengan baik. Per 30 Juni 2022, return on assets (ROA) dan return on equity (ROE) Perseroan masing-masing tercatat sebesar 8,25 persen dan 24,87 persen.
“Ini pertumbuhan yg agresif dari CIMB Niaga Finance untuk membantu pemerintah melakukan percepatan pemulihan ekonomi. Dan dalam kondisi yang tidak mudah ini kita tumbuh 90 persen,” jelasnya.
Sementara itu, Ristiawan menuturkan bila melihat tantangan bisnis ke depan perusahaan akan lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan. Pasanya Bank Indonesia (BI) telah memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75 persen dari 3,5 persen.
Baca Juga: Potret Syukuran Keluarga setelah Beli Mobil Baru, Sesajen di Dalam Kabin Bikin Salah Fokus
“Tantangan ke depan ada inflasi dan suku bunga yang meningkat. CIMB Niaga Finance harus hati-hati karena kondisi ekonomi yg belum mendukung untuk tumbuh agresif. Ke depan masih banyak tantangan
Kita tahu suku bunga acuan naik, inflasi masuk 5 persen lebih domino efek tersebut akan menurunkan kemampuan bayar dan menurunkan rangsangan transaksi,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Strategi CIMB Niaga Finance, Imron Rosyadi menuturkan bila dalam memenuhi beragam kebutuhan nasabah pihaknya melakukan kampanye #DemiKamu yang dipilih untuk menyampaikan pada nasabah bahwa CIMB Niaga Finance adalah sebuah perusahaan pembiayaan yang berorientasi pada nasabah (customer centric).
Untuk mendukung kampanye #DemiKamu, CIMB Niaga Finance sudah menyiapkan berbagai inovasi digital untuk mempermudah dan mempercepat proses akuisisi nasabah secara end to end.
Transformasi digital memungkinkan calon nasabah mengajukan pembiayaan di CNAF hanya dalam waktu kurang dari sejam.
Proses kilat ini dimungkinkan karena CIMB Niaga Finance memanfaatkan teknologi Straight Through Processing (STP). Selain itu, nasabah mendapatkan kemudahan dengan hanya menyediakan KTP dan NPWP.
“#DemiKamu, kami melakukan extra miles untuk memberikan yang terbaik,” kata Imron.
Melalui #DemiKamu, lanjut Imron nasabah dimanjakan dengan kenyamanan dalam pengajuan pembiayaan yang cepat dan mudah, dan bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Dengan beragam fasilitas, layanan pembiayaan CIMB Niaga Finance tidak memerlukan kehadiran fisik sehingga mendukung nasabah dalam menerapkan protokol kesehatan.
“#DemiKamu merupakan sebuah realisasi dari semua upaya CNAF untuk lebih mengenal dan memahami kebutuhan nasabah. Baik dari kemudahan, sampai kecepatan proses pembiayaan,” tutup Imron.