Suara.com - PT Pos Indonesia (Persero) genap berusia 276 tahun pada 26 Agustus 2022. Berusia hampir tiga abad, Pos Indonesia berkomitmen untuk konsisten menjalankan transformasi dan inovasi hingga 276 tahun ke depan.
"Pada peringatan HUT Pos Indonesia tahun ini kita mengangkat tema 'Untuk 276 Tahun ke Depan' karena tahun-tahun sebelumnya kita selalu melihat ke belakang. Mengangkat tema sejarah, misalnya '275 Tahun Pos Indonesia Berbakti untuk Nusantara.' Oleh karena itu kita perlu melihat ke masa depan, 276 tahun ke depan Pos Indonesia masih relevan," kata Corporate Secretary PT Pos Indonesia (Persero), Tata Sugiarta.
Untuk menghadapi tahun-tahun berikutnya yang penuh tantangan, Pos Indonesia menerapkan tujuh tranformasi, yaitu Business Transformation, Product and Channel Transformation, Transformation Process, Technology Transformation, Human Resourch Transformation, Organization Transformation, dan Culture Transformation.
"Transformasi dilakukan untuk menjadikan Pos Indonesia relevan terhadap perkembangan zaman. Transformasi ini tujuannya bukan untuk ke masa depan. Hal itu untuk menjadikan Pos Indonesia relevan dengan zaman sekarang. Untuk ke depan, Pos Indonesia harus melakukan inovasi," ujar Tata.
Baca Juga: Berwisata ke Museum Pos Indonesia Bandung, Mengenal Bendera Pusaka
Transformasi yang dilakukan Pos Indonesia terbukti berjalan dengan baik. Rapor bagus diraih Pos Indonesia tahun 2021, yakni laporan keuangan membukukan nett income Rp500 miliar, terbesar selama 10 tahun terakhir. Hal ini menjadi membuktikan bahwa transformasi terus berjalan. Selain itu, torehan prestasi dan beragam penghargaan yang diraih, menjadi penegas Pos Indonesia membuat catatan tapor yang bagus.
"Terbukti menjalankan pengelolaan perusahaan dengan baik dan benar, dengan bantuan teknologi," kata dia.
Inovasi mulai dilakukan Pos Indonesia dengan membentuk direktorat pengembangan bisnis dan portofolio manajemen. Direktorat tersebut nantinya akan fokus melakukan serangkaian uji coba untuk menghasilkan inovasi.
"Pak Faizal (Faizal Rochmad Djoemadi, Direktur Utama PT Pos Indonesia) mengumpulkan milenial untuk membentuk squad yang bertugas melakukan penelitian, percobaan, kreativitas, hingga membuat produk," jelas Tata.
Selain itu, di dalam tubuh Pos Indonesia pun dilakukan pembenahan dari sisi sumber daya manusia (SDM). Semua karyawan dibekali pengetahuan dan pelatihan digitalisasi agar pola pikirnya berubah menjadi "mindset digital.". Untuk perekrutan karyawan baru diwajibkan memiliki kemampuan coding, dan berpengalaman membuat aplikasi dan website.
Baca Juga: Peringati HUT RI, Goweser BTN Menyusuri 77 Km Wilayah DKI
"Hal itu menjadi standardisasi pegawai Pos sehingga cita-cita mendigitalisasi semua proses bisnis maupun internal akan tercapai," ucap Tata.
Digitalisasi dan pemanfaatan teknologi yang dilakukan pun mengantarkan Pos Indonesia sukses menyalurkan bantuan sosial (bansos) dalam waktu dua minggu tercapai 92 persen.
Capaian ini menuai apresiasi dari Presiden Joko Widodo.
"Ini membuktikan bahwa Pos Indonesia perusahaan yang relevan dengan perkembangan zaman dan beradaptasi dengan teknologi. Sebab, menyalurkan bansos tepat waktu dan tepat sasaran akan sulit tanpa bantuan teknologi," tuturnya.
Lebih lanjut Tata berharap dengan penerapan teknologi digital maka Pos Indonesia mampu semakin mendapat tempat di hati masyarakat.
"Pos Indonesia harus terus melakukan inovasi teknologi agar tidak lagi dicap ketinggalan zaman, melainkan sudah melek teknologi," pungkasnya.