Suara.com - Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI diestimasi mampu menyerap 32,1 juta tenaga kerja. Hal itu diketahui dari hasil riset yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Riset BRIN menunjukkan bahwa setiap akses KUR berpotensi meningkatkan penyerapan tenaga kerja sebanyak 3 orang. Saat ini, BRI memiliki 10,7 juta nasabah existing KUR dari segmen KUR Super Mikro, KUR Mikro dan KUR Kecil. Sehingga, dari penyaluran KUR BRI terhadap 10,7 juta nasabah tersebut diestimasi dapat menyerap 32,1 juta lapangan kerja di seluruh Indonesia.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Martin Manurung mengapreasiasi kinerja program KUR BRI tersebut. Menurutnya, program KUR memang sangat positif untuk membantu pemerintah mengurangi tingkat pengangguran, menyerap tenaga kerja, termasuk di masa pandemi kemarin.
“KUR yang disalurkan BRI berdampak positif pada pengurangan tingkat pengangguran dan peningkatan pemasukan pada sektor pendidikan dan kesehatan. Pada masa pandemi, KUR juga mendorong ketahanan pelaku UMKM. Berdasarkan riset, di masa pandemi, pelaku UMKM penerima KUR bahkan masih mampu mencatatkan keuntungan,” kata Martin, Rabu (24/08/2022).
Baca Juga: Polri Tanggapi Dugaan Situs Judi Online Jadi Sponsor Klub Peserta BRI Liga 1
Martin menjelaskan, KUR yang disalurkan BRI juga berdampak positif pada peningkatan pendapatan usaha, mendorong terjadinya pengeluaran dan meningkatkan keuntungan bersih dari para pelaku UMKM.
“Penyaluran KUR juga berimplikasi positif terhadap meningkatnya produktivitas usaha nasabah dengan peningkatan sebesar 32,94%,” kata Anggota DPR RI yang terpilih dari Dapil Sumatera Utara II itu.
Ketua DPP Partai NasDem itu menambahkan, penyaluran KUR juga mampu mendongkrak kemampuan nasabah untuk mengembangkan usaha dan memberikan dampak sosial yang tinggi.
“Seperti meningkatnya kesejahteraan keluarga. Meningkatkan kemampuan untuk membiayai pendidikan dan kesehatan,” kata Ketua DPP Partai NasDem itu.
Apa yang dikatakan Martin sesuai dengan riset BRIN yang menunjukkan bahwa sebanyak 29,63% nasabah KUR mengalami peningkatan kemampuan dalam membiayai pendidikan keluarganya. Sebanyak 27,33% nasabah juga mengalami peningkatan kemampuan dalam membiayai dana kesehatan keluarga usai mendapat kucuran KUR. Selain itu, sekitar 23,43% nasabah KUR juga berhasil meningkatkan keterlibatannya dalam komunitas usaha untuk mengembangkan bisnis.
KUR juga menjadi sumber modal baru yang dapat memutar roda usaha. Peningkatan kegiatan masyarakat yang lebih tinggi terjadi pada nasabah KUR Kecil yaitu sebesar 25,73%, dan nasabah KUR Mikro sekitar 24,16%. Sedangkan pada penerima KUR Super Mikro sekitar 18,2%.
Baca Juga: Persija vs Persita: Thomas Doll Yakin Menang meski Persiapan Tak Ideal
Untuk diketahui, BRI yang fokus di segmen UMKM, selalu mendapat proporsi penyaluran KUR terbesar dari pemerintah dengan porsi di kisaran 70% dari total alokasi KUR nasional.
Pada 2020 alokasi penyaluran KUR BRI mencapai Rp140,2 triliun dengan realisasi Rp138,5 triliun. Selanjutnya, pada 2021 kuota KUR BRI dinaikan menjadi Rp195,59 triliun, dengan realisasi penyaluran Rp194,9 triliun. Lalu, pada tahun 2022 ini, kuota penyaluran KUR BRI mencapai Rp260 triliun.
Sepanjang Januari sampai dengan Juni 2022, BRI telah menyalurkan KUR sebanyak sebesar Rp124,45 Triliun, dari total kuota tahun 2022 sebesar Rp260 Triliun. Realisasi itu tumbuh tumbuh signifikan sebesar 46,6%, dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).
BRI juga berkomitmen untuk terus mendukung program KUR dengan melaksanakan penyaluran KUR sesuai target Pemerintah dan mengelola KUR dengan manajemen risiko yang memadai untuk menjaga kualitas kredit. Pertumbuhan pembiayaan KUR BRI yang pesat dan diikuti manajemen risiko yang memadai menghasilkan kualitas kredit yang terjaga dengan baik. NPL KUR saat ini terjaga di level 1,38%.