Suara.com - Telur menjadi kudapan andalan masyarakat Indonesia lantaran cara memasaknya yang mudah dan nilai gizinya yang tinggi. Kebiasaan ini dimanfaatkan kalangan pebisnis untuk membuka bisnis ayam petelur lantaran peluangnya yang sangat potensial. Modal usahanya pun terbilang cukup terjangkau.
Melansir berbagai sumber, besarnya modal bisnis ayam petelur biasanya dipengaruhi berbagai faktor, paling besar tentu saja skala bisnis.
Untuk memenuhi modal utama berupa kandang serta 1.000 ekor Day Old Chicken atau ayam siap panen, pengusaha biasanya perlu merogoh kocek Rp150 juta. Pembuatan kandang biasanya memakan biaya Rp30 juta sementara sisanya digunakan untuk membeli ayam petelur serta keperluan vaksin. Biaya tersebut tidak termasuk keperluan pangan.
Biaya lain yang juga mesti dipertimbangkan adalah jika seorang pengusaha mempekerjakan karyawan untuk merawat ayam petelur, serta menyewa sebidang tanah untuk mendirikan kandang.
Baca Juga: Modal Usaha Membangun Bisnis Kos-kosan, Jangan Asal Keluar Uang
Dua komponen tersebut membutuhkan biaya tersendiri. Namun, kisaran biaya juga bisa lebih murah jika peternak hanya merawat lebih sedikit ayam dengan konsekuensi keuntungan yang didapat menjadi lebih kecil.
Kendati demikian, bisnis ayam petelur cukup diminati kalangan pengusaha. Jika dihitung secara kasar, keuntungannya juga menjanjikan. Anggaplah satu ekor ayam bisa menghasilkan satu telur sehari, maka ada seribu telur dari seribu ayam. Jika dikalikan lagi berarti ada 30.000 telur dalam sebulan atau sekitar 5.000 kg.
Jika telur-telur tersebut dijual dengan harga Rp30.000 per kg, maka dalam sebulan akan ada Rp150.000.000. Biaya ini tinggal dikurangi dengan biaya operasional dan dikalikan setahun untuk menghitung laba tahunan.
Penyebab Harga Telur Mahal
Harga telur ayam di beberapa daerah di Jawa Barat bahkan di wilayah DKI Jakarta terpantau mengalami kenaikan cukup signifikan dalam sepekan terakhir. Telur ayam di tingkat pasar tradisional terpantau dijual di atas angka Rp30.000 per kilogram.
Baca Juga: Kebutuhan Pasar Tinggi, Guru Besar IPB: Perlu Modernisasi Produksi Ayam Nasional
Penyababnya diduga lantaran minimnya produksi dan kenaikan harga pakan ayam. Di Kota Banjar, Jawa Barat misalnya, kondisi itu membuat harga telur ayam ras di tingkat peternak mencapai Rp28.000 per kilogram.
Peternak ayam petelur di Dusun Cigadung, Desa Karyamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Eman (41), mengaku diuntungkan dengan tingginya harga telur ayam di Kota Banjar. Karena harga telur ayam ras tingkat peternak juga ikut naik.
Ia menyebutkan, harga telur ayam ras di tingkat peternak saat ini mencapai Rp28.000 per kilogram. Harga tersebut naik Rp3.000 dari harga telur ayam ras di Kota Banjar pada tiga hari sebelumnya yaitu Rp25.000 per kilogram.
“Sekarang harga dari kandang Rp28.000 per satu kilogram. Kalau kita hitung-hitung, ya masih dapat. Tapi kan pakannya juga sekarang ikut naik,” kata Eman, Selasa (23/8/2022) seperti dilansir dari Suara Jabar.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni