Suara.com - Harga minyak dunia melesat hampir 4 persen pada perdagangan hari Selasa, setelah Arab Saudi melontarkan gagasan pengurangan produksi OPEC Plus untuk mendukung harga dalam kasus kembalinya pasokan Iran dan prospek penurunan persediaan Amerika.
Mengutip CNBC, Rabu (24/8/2022) harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melesat USD3,74 atau 3,9 persen menjadi USD100,22 per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, melambung USD3,38, atau 3,7 persen menjadi USD93,74 per barel.
Brent ditutup pada level tertinggi sejak 2 Agustus dan WTI mencatat setelmen terkuat sejak 11 Agustus.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Makin Murah, Harga BBM di RI Bisa Turun?
Menteri Energi Saudi mengatakan OPEC Plus memiliki sarana untuk menghadapi sejumlah tantangan, termasuk pemotongan produksi, menurut kantor berita SPA, Senin.
"Prospek kembalinya pasokan minyak mentah Iran dan kekhawatiran resesi, bersama dengan kenaikan mingguan berturut-turut di pusat penyimpanan minyak mentah Amerika telah mendorong harga lebih rendah dalam beberapa pekan terakhir," kata Bob Yawger, Direktur Mizuho.
Namun, narasumber OPEC mengatakan bahwa pengurangan produksi OPEC Plus mungkin tidak akan segera terjadi dan akan bertepatan dengan kembalinya Iran ke pasar minyak jika Teheran mencapai kesepakatan nuklir dengan Barat.
Minyak melonjak pada 2022, mendekati Maret ke level tertinggi sepanjang masa di USD147 setelah invasi Rusia ke Ukraina memperburuk kekhawatiran pasokan. Ketakutan tentang resesi global, kenaikan inflasi dan permintaan yang lebih lemah membebani harga.
Kendati harga Brent turun tajam dari harga tertinggi tahun ini, struktur pasar dan perbedaan harga di pasar fisik minyak masih menunjukkan keterbatasan pasokan.
Baca Juga: Pekan Lalu, Harga Minyak Dunia Anjlok 1,5 Persen
Menggarisbawahi ketatnya pasokan, laporan mingguan persediaan AS terbaru diperkirakan menunjukkan stok minyak mentah turun 900.000 barel pekan lalu.
Stok minyak mentah AS diperkirakan turun, sementara persediaan bahan bakar naik dalam minggu terakhir, menurut sumber pasar yang mengutip data American Petroleum Institute.
Stok minyak mentah turun sekitar 5,6 juta barel untuk pekan yang berakhir hingga 19 Agustus. Persediaan bensin naik sekitar 268.000 barel, sementara stok sulingan melonjak sekitar 1,1 juta barel, menurut sumber itu.