Suara.com - Varietas padi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dinilai potensial dikembangkan di kawasan food estate Provinsi Kalimantan Tengah.
Hal ini disampaikan usai adanya kegiatan Prioritas Riset Nasional yang dilaksanakan di Desa Belanti, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau.
Disampaikan oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPHP) Kalteng Riza Rahmadi di Palangka Raya, Selasa (23/8/2022), penelitian itu dilaksanakan periset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Susilawati pada November 2021-Maret 2022.
"Kegiatan riset menggunakan varietas IPB 3S dan IPB 9G, dengan judul kegiatan, yakni sistem budi daya padi multi kanopi untuk meningkatkan produktivitas padi di lahan pasang surut," terangnya.
Baca Juga: Keterlibatan Swasta dan BUMN Bisa Kuatkan Ketahanan Pangan Indonesia
Merujuk pada kegiatan itu, kata dia, beberapa varietas dari IPB tersebut mampu berproduksi baik di lahan pasang surut, dengan produktivitas 7,67 ton per hektare Gabah Kering Panen (GKP) untuk variets IPB 3S yang dimultikanopikan dengan Inpari 32, serta 6,20 ton per hektare GKP untuk IPB 9G yang dimultikanopikan dengan Inpari 32.
"Adapun secara tunggal hasil kedua varietas tersebut, yakni IPB 3S mencapai 5,4 ton per hektare dan IPB 9G mencapai 4,17 ton per hektare Gabah Kering Giling (GKG), sesuai hasil ubinan BPS Kabupaten Pulang Pisau," tuturnya, dikutip dari Antara.
Ia menambahkan, pihaknya bersama Rektor IPB Arif Satria juga sudah meninjau perkembangan pertanian di kawasan Food Estate, di antaranya mengunjungi kelompok tani Sumber Makmur Desa Belanti Siam.
Pada kesempatan tersebut, Rektor IPB sangat antusias melihat kondisi kawasan Food Estate yang seluruh hamparannya sedang memasuki periode pematangan dan panen. Beberapa varietas padi yang beliau saksikan di kawasan tersebut, seperti varietas Inpari 32, Inpari 42, Inpari Nutri Zinc serta varietas Hibrida.
Beberapa varietas tersebut merupakan bantuan pemerintah yang dikucurkan melalui program pada DTPHP, termasuk beberapa dukungan lain seperti perbaikan tata air mikro dan mekanisasi berupa alat pengolah tanah, panen, serta lainnya.
Baca Juga: IPB Tawarkan Lima Bahan Ini agar Produksi Mie Instan Tak Terpengaruh Kenaikan Harga Gandum
Riza menjelaskan, Rektor IPB berjanji akan segera melaporkan dan mengomunikasikan dengan pemerintah pusat hasil kunjungannya, serta siap bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam mendukung ketahanan pangan nasional.