Suara.com - Holding BUMN pangan atau PT RNI (Persero) tengah fokus bisnis di sektor pangan saja. Lantaran itu, mereka akan menjual atau divestasi anak usaha yang bisnisnya tidak terkait dengan pangan.
Direktur Utama RNI Frans Marganda Tambunan mengatakan, anak usaha tersebut nantinya masuk ke BUMN yang sesuai dengan sektor bisnisnya. Misalnya, anak usaha yang bisnisnya di sektor farmasi akan didivestasi ke PT Bio Farma (Persero).
Selain itu, anak usaha yang mengelola perkebunan akan dilempar ke PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Namun demikian, tidak kemungkinan anak usaha akan dijual ke perusahaan non-BUMN.
"Jadi ini dalam rangka refocusing bisnis agar ke depan yang ada dalam ID Food ini benar-benar fokus pada pangan pokok penting," ujarnya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (22/8/2022).
Baca Juga: Bos Holding BUMN Perkebunan Ramalkan Harga Minyak Goreng Stabil pada Rp14.000 Hingga Akhir Tahun
Frans menargetkan, divestasi anak usaha akan selesai Semester I tahun 2023. Setidaknya ada empat usaha yang dilego.
Sayangnya, Frans tidak merinci nilai divestasi anak usaha tersebut.
"Di sawit kita punya Mitra Ogan Laskar di Sumatera Selatan, kemudian ada perkebunan teh Mitra Kerinci di Jambi, kemudian ada Mitra Banjaran pabrik kondom, alat suntik. Ada empat anak usaha," kata dia.
Frans memaparkan, salah satu anak usaha yang akan dipindahtangankan ke Bio Farma yaitu PT Mitra Rajawali Banjaran yang memproduksi kondom merek Meong.
Saat ini, jelas dia, perusahaan itu kini lebih fokus pada alat suntik sekali pakai (ASSP). Rencananya, Mitra Rajawali Banjaran akan dilepas ke Bio Farma.
Baca Juga: Holding BUMN Farmasi Dianugerahkan Akhlak Award, Erick Thohir Beri Apresiasi
"Jadi, Sekarang lagi berproses dengan Bio Farma sesama BUMN," katanya.