e-Commerce Enablr Luncurkan Marketplace dengan Ekosistem Dukun Pertumbuhan UMKM

M Nurhadi Suara.Com
Senin, 22 Agustus 2022 | 13:37 WIB
e-Commerce Enablr Luncurkan Marketplace dengan Ekosistem Dukun Pertumbuhan UMKM
(ki-ka) Co-founder dan CFO Enablr Ronny Senjaya, Founder dan CEO Enablr Yohan Christian, Co-founder dan CTO Enablr Jupiter Zhuo, Co-founder dan CMO Enablr Sandi Wijono. (ANTARA/HO-Enablr)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perusahaan rintisan (start-up) solusi e-commerce Enablr resmi meluncurkan echogroup.id, sebuah marketplace berbasis website yang memudahkan UMKM berjualan secara kolektif kepada konsumen dengan harga bersaing.

Founder dan CEO Enablr Yohan Christian mengatakan, pengalaman berbelanja yang dihadirkan Echo menganut prinsip social commerce di mana konsumen bisa berbelanja bersama-sama dengan relasi, kerabat atau keluarga terdekat untuk mendapatkan banyak manfaat, seperti diskon menarik dan tentunya harga yang jauh lebih murah.

"Dilihat dari kultur masyarakat Indonesia yang suka melakukan kegiatan secara bersama-sama, maka kita menciptakan ekosistem berbelanja seperti di Echo. Solusi belanja online secara kolektif yang dapat memberikan banyak keuntungan menarik, baik bagi penjual dan konsumen," ujar Yohan.

Ia menjelaskan, marketplace tersebut merupakan jawaban atas tantangan yang dihadapi para pebisnis UMKM dalam melakukan adaptasi dengan perubahan perilaku konsumen yang kian dinamis.

Baca Juga: Ada Rumah Belajar Batik di Tasikmalaya

Menurutnya, situasi pandemi ditambah lagi dengan perkembangan teknologi membuat cara berbelanja konsumen dan pola konsumsi itu semakin berkembang.

"Dengan perubahan ini pun kita melihat bahwa para pebisnis juga perlu semakin strategis dan kreatif untuk menentukan di mana akan menjual barang dagangannya dan seperti apa pemasaran yang akan dijalankan. Atas dasar itulah kita melihat jikalau konsep community buying ini memiliki potensi keberhasilan yang amat tinggi jika diterapkan di pasar Indonesia," kata Yohan.

Mengenai potensi jangkauan bisnis, Yohan juga melihat Echo mampu menjangkau konsumen di kota-kota kecil. Terkait dengan kultur kolektif, menurut Yohan animonya masih lebih kental di daerah-daerah sub-urban.

"Hal ini juga menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik dari segi konsumen maupun juga supplier atau pebisnis. Konsumen bisa belanja bareng-bareng, mungkin bisa ajak teman, tetangga, bahkan komunitasnya untuk belanja bareng supaya dapat harga murah dalam kuantitas besar, sementara untuk para pebisnis juga bisa menjangkau market di daerah tersebut tanpa effort yang terlalu besar," ujar Yohan.

Co-founder Enablr Sandi Wijono juga menambahkan, kehadiran Echo ditujukan untuk membangun ekosistem di mana para pelaku UMKM dan bisnis lainnya mampu memiliki daya saing dan mengubah model bisnis ritel yang saat ini tergolong supply-driven menjadi demand-driven.

Baca Juga: Antusias Ikuti Kelas UMKM Keliling Suara.com, Peserta Ini Ingin Terapkan Trik dari Narasumber Supaya Cepat Terkenal

Echo juga diharapkan mampu membawa dampak positif bagi para pebisnis untuk memproduksi barang dengan nilai ekonomi yang kompetitif dan berdampak positif bagi para pembeli.

"Dengan hadirnya Echo, kita melihat bahwa platform ini dapat menjadi wadah dan penggerak bagi para pelaku bisnis, khususnya UMKM, untuk dapat melakukan inovasi produk yang berkontribusi bagi nilai ekonomi dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan atau bahkan pabrik-pabrik besar," kata Yohan.

Kehadiran Echo bagi para pelaku bisnis selaras dengan tren yang positif di industri ekonomi digital. Laporan terbaru e-Conomy SEA 2021 yang dikeluarkan Google, Bain & Company menyebut bahwa nilai ekonomi digital Indonesia melesat 49 persen (yoy) menjadi 70 miliar dolar AS pada 2021. Bahkan, ekonomi digital Indonesia diprediksi bisa menyentuh 146 miliar dolar AS pada 2025 mendatang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI