Suara.com - Jumlah investor pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus bertumbuh memasuki paruh kedua tahun 2022. Untuk diketahui, tercatat jumlah investor mencapai 9,3 juta investor per Juni 2022.
Jumlah tersebut tumbuh 3,7 kali lipat atau 370 persen dibandingkan pada 2019, sebelum pandemi yang hanya sebesar 2,5 juta investor. Dari sebagian besar total investor tersebut, hampir 81,74 persen merupakan generasi milenial.
"Pertumbuhan kenaikan jumlah investor perlu disambut secara positif oleh berbagai pihak dengan menyediakan akses terbuka pada informasi dan edukasi seputar keuangan," kata CEO dan Co-founder Ternak Uang Raymond Chin dalam keterangan persnya di Jakarta pada Jumat (19/8/2022).
Untuk itu, kata Raymond, pengetahuan akan investasi menjadi sangat penting. Apalagi, menurutnya generasi muda ini masih minim ilmu terkait investasi. Maka dari itu, untuk menambah pengetahuan terkait investasi, Ternak Uang meluncurkan podcast Bedah Emiten yang menjadi platform belajar investasi.
Baca Juga: 70 Persen Investor Pasar Modal Berasal dari Jawa, Bukti Literasi Investasi Belum Merata?
Sebagai aplikasi belajar keuangan dan investasi dengan mayoritas pengguna dari kalangan generasi muda, Ternak Uang menargetkan Bedah Emiten menjadi wadah bagi para emiten untuk menjangkau investor ritel dari kalangan generasi milenial dan generasi Z.
"Ternak Uang meluncurkan podcast Bedah Emiten sebagai salah satu referensi dengan narasumber langsung dari para emiten bagi para investor muda,” kata Raymond.
Podcast Bedah Emiten akan mengulas satu emiten di setiap episode, mulai dari profil dan karakteristik emiten, rumor dan isu terkait emiten yang membutuhkan penjelasan maupun klarifikasi dari sumber pertama, hingga segala hal menarik yang penting untuk diketahui oleh para investor.
Sebagai sebuah konten yang dibuat untuk tujuan edukatif, penonton pun tetap diimbau untuk melakukan analisa mandiri dalam memilih produk emiten dalam kegiatan investasi masing-masing.
Dalam episode pertamanya, Ternak Uang menghadirkan Tjandra Gunawan selaku Direktur Utama dari PT Bank Neo Commerce Tbk. Tjandra membagikan kisah perjalanan Bank Neo Commerce sejak awal hingga kini telah bertransformasi menjadi sebuah bank digital.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Sebut Kapitalisasi Pasar Modal Indonesia Masih Kalah dengan Negara Tetangga
Tjandra juga membeberkan target pengguna yang ingin disasar oleh Bank Neo Commerce, kondisi laba rugi perusahaan, hingga hasil terkini berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan beberapa waktu sebelumnya.
“Menjangkau pengguna dari kalangan muda membutuhkan gaya pendekatan yang segar dan berbeda agar dapat menjadi menonjol dan menarik perhatian," ujar Tjandra.