Suara.com - Presiden Joko Widodo sempat menyentil Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dan Menteri BUMN Erick Thohir terkait keluhan harga tiket pesawat yang meroket.
Harga tiket pesawat di Indonesia dibanding Malaysia memang jauh. Sentilan itu dinyatakan Presiden Joko Widodo di Istana Negara Kamis (18/8/2022) lalu.
Pantauan dari situs penjualan tiket Tiket.com, Jumat (19/8/2022), di hari yang sama penerbangan dari Soekarno-Hatta Jakarta menuju Kuala Lumpur, Malaysia dengan maskapai Batik Air dibanderol Rp3,1 juta. Penerbangan lain dengan Air Asia dihargai Rp3,5 juta.
Sebaliknya penerbangan dari Malaysia ke Indonesia ternyata jauh lebih murah. Penerbangan dengan Citylink hanya berkisar Rp2,2 juta, Air Asia pun mematok harga di kisaran Rp2,5 juta.
Baca Juga: Langkah Menhub Turunkan Harga Tiket Pesawat Setelah Diperintah Jokowi
Harga lebih tinggi dipatok Batik Air dan Lior Air hanya di kisaran Rp2,6 juta. Masyarakat tentu menjadi pihak paling terdampak mengingat harus menyiapkan kocek lebih hanya untuk berpergian ke negeri tetangga tersebut.
Sebagai solusi atas kenaikan harga tiket pesawat itu, Jokowi meminta kepada Erick Thohir untuk menambah armada penerbangan Garuda Indonesia.
Tambahan armada maskapai pelat merah itu diharapkan mampu menstabilkan harga tiket yang saat ini meroket. Bukan hanya di Indonesia dibandingkan Malaysia, tiket penerbangan internasional memang naik drastis ke beberapa negara lain.
Bulan lalu, harga tiket penerbangan Singapura – Jakarta sempat tembus Rp9 juta di akhir pekan. Hingga saat ini harga serupa masih dipatok armada Singapore Airlines. Di kelas yang lebih murah, rute dari negeri Singa ke Jakarta itu dipatok di kisaran Rp3 juta. Penyebab harga tiket ke Singapura mahal antara lain adalah harga avtur yang naik. Bahan bakar pesawat tersebut menjadi komponen penting selama penerbangan.
Di samping itu, faktor lainnya adalah permintaan penerbangan yang naik signifikan namun tidak diimbangi dengan frekuensi penerbangan. Armada pesawat Jakarta-Singapura masih cukup terbatas sebagai imbas dari pandemi.
Baca Juga: Menhub: Tiket Pesawat Mahal, Keterisian Penumpang Tak Sampai 50 Persen
Di lain sisi, nilai tukar dolar Singapura semakin mahal setelah otoritas setempat meneken kebijakan moneter pada April lalu. Kebijakan itu membuat nilai dolar Singapura semakin menguat sehingga mempengaruhi harga tiket.
Bagi penumpang yang harus terbang ke Singapura dalam jangka pendek harus memenuhi syarat yakni mengantongi Izin kedatangan yang diberikan untuk pengunjung yang telah mendapatkan persetujuan khusus dan yang melewati Jalur Cepat Singapura-Cina.
Pengunjung jangka pendek (kecuali yang melewati Jalur Cepat Singapura-Cina) harus melalui proses yang sama dengan pemegang Izin Masuk Jangka Panjang, yaitu melalui SHN, dan rangkaian tes berbayar.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni