Suara.com - Pandemi Covid-19 telah membuat perekonomian Indonesia mengalami tekanan. Hal ini berpengaruh kepada beberapa sektor industri, salah satunya adalah sektor Industri Waralaba. Kendati demikian, hal itu tak lantas membuat para pelaku bisnis waralaba patah arang.
Mereka terus melakukan inovasi dan beradaptasi dengan perubahan. Ini terlihat dari banyaknya bisnis waralaba yang mengedepankan pemanfaatan teknologi dan mengikuti tren masa kini. Hasilnya, penjualan produk/jasa jaringan bisnis waralaba, lisensi dan kemitraan pun berangsur pulih.
"Bahkan, 87 persen pelaku bisnis waralaba, lisensi dan kemitraan siap melakukan ekspansi di tahun ini," tutur Ketua Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), Tri Raharjo dalam Official Launching of FLEI Expo 2022 di Senayan Park, Jakarta, Kamis, (18/8/2022).
Menurut Tri, masyarakat yang berminat untuk menjadi wirausaha melalui waralaba juga semakin mengalami peningkatan. Ini dibuktikan dari jumlah pengunjung Franchise & License (FLEI) Expo yang digelar pada Juni 2022 lalu. Di mana, FLEI Expo edisi ke-18 itu dihadiri oleh 16.168 pengunjung dan diikuti oleh 158 brand exhibitor.
"Pengunjung 16.000 ini bisa dibilang kondisi sudah mulai berangsur pulih," imbuhnya.
Adapun jenis bisnis waralaba, lisensi dan kemitraan yang paling diminati adalah minimarket yang pertumbuhannya mencapai 37.622 outlet. Kemudian disusul oleh jasa kurir yang mencapai 16.405 outlet. Lalu fried chicken (booth) 6.244 outlet dan kebab 3.819 outlet.
Sementara untuk besaran modal, bisnis waralaba yang paling banyak diminati adalah yang modal investasinya berada di bawah Rp100 juta. Ini jumlahnya mencapai 38,52% atau 218 bisnis. Kemudian disusul oleh bisnis waralaba yang modal investasinya berada di range Rp100-250 juta dengan persentase 19,96% atau sekitar 113 bisnis. Lanjut di Rp250-500 juta dengan persentase 16,78% atau sekitar 95 bisnis. Ada juga investasi yang bermodalkan Rp500 juta-1 miliar dengan persentase mencapai 11,48% atau sekitar 65 bisnis. Terakhir di atas Rp1 miliar dengan persentase 3% atau sekitar 17 bisnis.