PSN Hidrogenasi CPO merupakan Pengembangan Teknologi Diesel Biohidrokarbon dan Bio Avtur Berkapasitas 1300 liter bahan baku per hari. Teknologi yang dikembangkan berupa proses produksi diesel biohidrokarbon dan bio avtur dari industrial vegetable oil (IVO)/industrial lauric oil (ILO)/mixed industrial vegetable oil (MIVO) menggunakan katalis Merah Putih yang dikembangkan oleh ITB.
Tahapan pengembangan teknologi tersebut terdiri dari BED, FEED, DED, procurement (pengadaan), construction (konstruksi), commissioning dan ujicoba pabrik stand alone berkapasitas 1300 liter bahan baku per hari sebagai percontohan bagi tahap selanjutnya yaitu pabrik skala komersial.
Biodiesel dari minyak sawit semakin banyak digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil. Dalam hal jejak karbon langsung, hanya minyak sawit yang mampu mencatat penurunan emisi sebesar 50% dibandingkan minyak solar. Bahan bakar nabati juga hanya menghasilkan seperempat dari jumlah karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan minyak solar konvensional.
Selain itu, kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati paling produktif. Tanaman ini menghasilkan produktivitas tertinggi per luas lahan dan membutuhkan lebih sedikit pestisida serta pupuk daripada tanaman penghasil minyak nabati lain seperti kedelai dan kanola. Faktor ini menjadikan kelapa sawit sebagai bahan baku paling ekonomis untuk bahan bakar nabati.
Bahan bakar nabati merupakan sumber energi terbarukan terbesar yang digunakan saat ini, secara global menyumbang 70% pasokan energi terbarukan dan 10% dari total pasokan energi utama pada 2017.
Bahan bakar nabati memainkan peran penting sebagai sumber energi pengganti bahan bakar fosil pada sektor pengguna akhir (industri, transportasi, dan bangunan). Sumber energi terbarukan ini memberi dampak luar biasa dalam upaya dekarbonisasi di sektor-sektor yang memiliki tantangan tersendiri seperti angkutan barang jarak jauh dan berat serta sektor industri seperti besi, baja, semen dan kapur, aluminium, kimia serta petrokimia.