Perusahaan Malaysia KVG Bidik Pertumbuhan dalam Pengembangan Industri Kenaf di Indonesia

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 18 Agustus 2022 | 06:36 WIB
Perusahaan Malaysia KVG Bidik Pertumbuhan dalam Pengembangan Industri Kenaf di Indonesia
Perusahaan Malaysia Kenaf Venture Global (KVG) menandatangani MoU dengan PT Kenaf Diwana Sanjaya dan Pemerintahan Aceh.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perusahaan Malaysia Kenaf Venture Global (KVG) menandatangani MoU dengan PT Kenaf Diwana Sanjaya dan Pemerintahan Aceh, untuk perluasan industri kenaf dalam hal teknologi, penelitian, dan pengembangan benih kenaf di Aceh.

Penandatanganan yang berlangsung di Jakarta dihadiri oleh Jazman Shahar Abdollah selaku CEO KVG Group, Ikhsan, CEO dari PT Kenaf Diwana Sanjaya, Ir. Mawardi, Plt. Asisten Perekenomian dan Pembangunan Sekda Aceh dan Perwakilan Pemerintahan Aceh, serta Adlan Mohd Shaffieq, Kuasa Usaha Sementara, Kedutaan Besar Malaysia, dan Kepala Kenaf dan Tembakau Nasional Malaysia, Haji Abdul Aziz Ab Aziz Ab Kadir.

Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan dampak positif di bidang ekonomi, masyarakat, dan lingkungan. Pada bidang ekonomi, diharapkan jalinan kerja sama KVG dan Indonesia dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini sejalan dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang sedang menggiatkan investasi dari luar dalam rangka mendorong perekonomian yang sempat melambat akibat pandemi Covid-19.

“Pemerintah Aceh mendukung KVG dalam ekspansi industri kenaf di Aceh, khususnya di bidang riset dan pengembangan. Kami sangat menghargai kerja sama ini dan berharap semoga dengan masuknya KVG ke Aceh, akan mendorong pertumbuhan ekonomi di Aceh," kata Ir. Mawardi.

Kemudian dampak positif untuk masyarakat, kerja sama ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan warga setempat. Hal ini akan memengaruhi kinerja ekonomi daerah dan mempertinggi daya beli masyarakat, serta menekan angka kemiskinan.

Lalu di bidang lingkungan, kerja sama ini diharapkan dapat menjaga kesehatan lingkungan dan akan mampu membantu menekan emisi karbon dunia, yang sejalan dengan agenda pertemuan G20 untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Inisiatif pengembangan bisnis kenaf ini juga menjadi faktor pendorong menuju konsep hijau dan berkelanjutan sesuai dengan arahan “UN Habitat”.

Pada pertemuan G20, degradasi lahan terkait perusakan mangrove dan lahan gambut serta keanekaragaman hayati menjadi isu yang diperdalam. Lahan gambut yang selama ini dikenal sebagai lahan yang tidak subur, namun memiliki fungsi penting bagi kelestarian lingkungan, merupakan penyimpan karbon terbesar kedua setelah hutan tropis.

Kenaf diharapkan dapat menjadi komoditas alternatif untuk menjawab mengatasi degradasi lahan. Kenaf (Hibiscus Cannabinus) yang juga dikenal dengan nama Yute Jawa, adalah tumbuhan kategori serat panjang, yang dapat tumbuh dengan baik di beragam jenis tanah, mulai dari tanah gambut organik hingga tanah gurun berpasir.

Tumbuhan ini pun dapat tumbuh di tanah yang telah terkena banjr, kesuburan rendah, dan jangkauan pH yang luas serta toleransi terhadap kekeringan. Kenaf dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan karung goni, karpet, geotekstil, dan kerajinan.

Baca Juga: Tokoh Masyarakat Perbatasan Indonesia-Malaysia: Nasionalisme Perlu Ditanamkan Sejak Usia Dini

Dalam perjalanannya, KVG berkomitmen untuk mendorong konsep kehidupan yang berkelanjutan (sustainability) melalui budidaya kenaf, dengan dukungan mitra yang dapat dipercaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI