Tak disangka, berkat usahanya toko kelontong milik orang tuanya berkembang pesat hingga memiliki ratusan cabang yang tersebar di sejumlah pasar tradidional.
Suatu hari, Djoko Susanto terpikir untuk mengembangkan usahanya dengan menjual produk lain, yakni rokok.
Ia menjalani usaha tersebut dengan melakukan sistem pendekatan kepada para pengecer adan mitra. Tak disangka, Djoko Susanto sukses dalam menjual rokok.
Kesuksesan itu membuat Putera Sampoerna, pemilik usaha rokok HM Sampoerna, tertarik untuk menjadikan Djoko Susanto sebagai mitra distribusi.
Dengan kerja sama itu, Djoko Susanto berhasil membuka 15 outlet di Jakarta. Putra Sampoerna pun semakin yakin dengan kemitraan yang dijalani dengannya.
Kolaborasi antara Djoko Susanto dengan Putra Sampoerna terus berjalan hingga pada 1989 Djoko diminta secara khusus oleh Putra Sampoerna untuk menduduki jabatan direksi di PT HM Sampoerna.
Memulai bisnis Alfamart
Setelah itu, Putra Sampoerna dan Djoko Susanto sepakat mengembangkan usahanya dengan mambangun jaringan bisnis retail minimarket dengan nama Alfa Toko Gudang Rabat.
Inilah yang menjadi cikal bakal minimarket Alfamart yang kita kenal saat ini. Dan pada 1994, Djoko Susanto dan Putra Sampoerna membuka gerai Alfamart pertama.
Dan hingga kini Alfamart telah memiliki 18 ribu gerai yang tersebat di seluruh Indonesia. Karena itu pula Forbes.com mencatat kekayaan Djoko Susanto mencapai 2,9 miliar dolar AS atau setara dengan Rp42,7 triliun.