Intip Strategi Hilirisasi Nikel yang Dilakukan Antam

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 15 Agustus 2022 | 21:31 WIB
Intip Strategi Hilirisasi Nikel yang Dilakukan Antam
Ilustrasi nikel.(Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Aneka Tambang Tbk atau Antam memperkuat segmentasi nikel dengan melakukan spin off untuk sebagian segmen usaha nikel di Halmahera Timur, Maluku Utara, melalui pemisahan IUP kepada anak usaha, PT Sumberdaya Arindo (SDA) dan PT Nusa Karya Arindo (NKA).

“SDA dan NKA merupakan anak perusahaan terkendali yang dimiliki secara langsung maupun tidak langsung 100% oleh Antam dengan segmen usaha di bidang pertambangan,” kata Dolok Robert Silaban, Direktur Pengembangan Usaha Antam.

Menurut Dolok, aktivitas spin-off tersebut sejalan dengan upaya Antam dalam menyiapkan pengembangan usaha yang lebih optimal guna meningkatkan performa segmen nikel Perusahaan, terutama kesiapan untuk menerima calon-calon investor strategis.

Ia menyebut, nantinya sejak tanggal efektif dilakukan spin-off sebagian segmen usaha nikel, NKA dan SDA akan melanjutkan aktivitas pertambangan nikel di Maluku Utara.

Baca Juga: KPK Lelas Barang Mewah Hasil Rampasan Terpidana Korupsi Mantan Wali Kota Tasikmalaya

Tak hanya itu, sejalan dengan upaya Antam dalam pengembangan dan pengelolaan aset yang lebih optimal guna meningkatkan performa segmen nikel, diharapkan dapat mampu mengembangkan bisnisnya secara agile, fokus dan kompetitif guna mendukung pengembangan bisnis nikel Antam termasuk di dalamnya inisiasi pengembangan ekosistem industri EV Battery.

“Antam, terlebih sebagai perusahaan yang mempunyai saham dwi-warna, juga memastikan proses tersebut berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” lanjutnya.

Antam optimistis dengan adanya rencana pengembangan EV Battery akan memaksimalkan pemanfaatan bijih limonite yang belum termanfaatkan secara optimal saat ini. Bijih limonite ini akan diolah di pabrik HPAL.

“Bijih limonite yang diolah melalui sistem High Pressure Acid Leaching (HPAL) menghasilkan produk berbasis nikel hidroksida, yang biasanya digunakan untuk material termasuk elemen baterai yang berbasis mineral nikel, salah satunya EV Battery,” paparnya.

Ia menambahkan, hilirisasi nikel menjadi sangat penting karena nikel merupakan salah satu komoditas utama Antam dengan cadangan dan sumberdaya yang sangat besar dan berkualitas tinggi. Pada 2021, tercatat Antam memiliki cadangan bijih nikel sebesar 381,91 juta wet metric ton (wmt) dan sumber daya sebesar 1.408,72 juta wmt, yang menjadikan Antam sebagai salah satu perusahaan pengelola komoditas nikel yang besar di Indonesia.

Baca Juga: Turun Rp 2.000, Harga Emas Antam Awal Pekan Ini Rp 988.000/Gram

Melihat begitu baiknya potensi komoditas nikel, dan sejalan dengan komitmen Antam dalam melakukan hilirisasi, Perusahaan secara selektif melakukan berbagai penjajakan kerjasama dengan calon mitra strategis guna memaksimalkan nilai tambah komoditas nikel melalui berbagai proyek hilirisasi.

“Tak hanya itu, guna mendukung komitmen Pemerintah dalam mewujudkan green energy, Antam berpartisipasi dalam proyek pengembangan rantai baterai, terutama EV Battery, dengan menjadi bagian dari Holding IBC maupun secara mandiri melalui berbagai penjajakan kerjasama dengan mitra strategis,” lanjutnya.

Rencana spin-off sebagian segmen usaha nikel yang akan dilakukan Perusahaan juga merupakan langkah awal untuk mendukung project EV Battery. Ke depannya diharapkan setelah spin-off sebagian segmen usaha nikel dilakukan akan membantu akselerasi pengembangan usaha Perusahaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI