Suara.com - Harga minyak dunia anjlok sekitar 2 persen pada perdagangan akhir pekan lalu, di tengah ekspektasi bahwa gangguan pasokan di Teluk Meksiko AS akan bersifat jangka pendek. Sementara kekhawatiran resesi mengaburkan prospek permintaan.
Mengutip CNBC, Senin (15/8/2022) minyak mentah berjangka Brent turun USD1,47, atau 1,5 persen menjadi USD98,13 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD2,08, atau 2,2 persen menjadi USD92,26 per barel. Kedua kontrak naik lebih dari 2 persen pada hari Kamis pekan kemarin.
"Kami mundur sedikit setelah kenaikan besar kemarin," kata Phil Flynn, seorang analis di grup Price Futures.
Brent berada di jalur untuk kenaikan 3,5 persen minggu ini setelah penurunan 14 persen minggu lalu di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan inflasi dan suku bunga akan memukul pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar.
WTI berada di jalur untuk kenaikan 3,7 persen.
"Awak kapal diperkirakan akan mengganti bagian pipa minyak yang rusak pada akhir hari Jumat," kata seorang pejabat pelabuhan Louisiana, yang memungkinkan dimulainya kembali produksi di tujuh anjungan minyak lepas pantai AS di Teluk Meksiko.
Pada hari Kamis, produsen minyak utama Teluk Meksiko AS Shell mengatakan menghentikan produksi di tiga platform laut dalam di wilayah tersebut. Ketiga anjungan tersebut dirancang untuk menghasilkan gabungan hingga 410.000 barel minyak per hari.
Pasar juga menyerap pandangan permintaan yang kontras dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Badan Energi Internasional (IEA).
"Kami melihat perlambatan ekonomi, tetapi tidak jelas apakah itu perlambatan sebesar yang diprediksi oleh beberapa pandangan baru-baru ini," kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.
Baca Juga: BBM Naik Lagi, Begini Penjelasan Pertamina
"Permintaan akan pasang surut, tetapi pasokan masih menjadi perhatian utama." Tambah Ole.