Program RJIT Kementan Berhasil Jaga Ketahanan Pangan di Subang

Sabtu, 13 Agustus 2022 | 21:11 WIB
Program RJIT Kementan Berhasil Jaga Ketahanan Pangan di Subang
Irigasi. (Dok: Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) muali dirasakan oleh Kelompok Tani Cimahi di Desa Cisaga, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Berkat program RJIT, ketahanan pangan di Subang terjaga.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, salah satu faktor penting dalam pengembangan budidaya pertanian adalah pasokan air yang stabil. Dalam kerangka hal tersebut, Kementan melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) kembali menjalankan program RJIT untuk membantu mengembangkan budidaya pertaniannya. Pasalnya, program RJIT dapat meningkatkan produktivitas dan Indeks Pertanaman (IP) petani.

“Dalam pertanian, harus selalu ada air. Oleh karena itu, manajemen air menjadi sangat penting,” kata SYL.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menjelaskan, program RJIT merupakan salah satu dari sejumlah kegiatan dari Kementan yang dilaksanakan demi mendukung manajemen air dalam rangka mendukung produktivitas pertanian.

Baca Juga: Minta Petani di Boyolali Rawat Kelapa Genjah, Jokowi: Nanti Saya Cek

"Ketika produktivitas pertanian terjaga, maka ketahanan pangan juga terjaga. Ditjen PSP terus menjaga pasokan ketersediaan air dalam rangka mendukung program ketahanan pangan, utamanya dalam menghadapi ancaman krisis pangan global. Jadi memang air itu perlu ditata dengan baik, utamanya dalam mendukung program ketahanan pangan untuk menghadapi isu krisis pangan. Program RJIT ini salah satunya diarahkan untuk menjaga pasokan air dengan stabil ke areal persawahan," ujar Ali.

Di sisi lain, RJIT juga direalisasikan untuk menjaga petani dari kegagalan panen akibat perubahan iklim.

"Dengan program RJIT, maka ketika terjadi perubahan iklim dari musim hujan ke musim kemarau, pasokan air dapat terjaga dengan baik, sehingga petani terhindar dari kerugian," papar Ali.

Dikatakan Ali, Jamil mengatakan, pengelolaan air irigasi harus dilakukan dari hulu sampai ke hilir. Menurutnya, kerusakan atau tidak berfungsinya salah satu bangunan irigasi akan mempengaruhi seluruh kinerja sistem irigasi.

Pada akhirnya, hal tersebut akan menyebabkan efisiensi dan efektivitas irigasi menjadi berkurang.

Baca Juga: Indonesia Bisa Lepas dari Ketergantungan Produk Pangan Impor, Ini yang Harus Dilakukan

Ali berharap, program RJIT dari Kementan dapat meningkatkan infrastruktur jaringan, sehingga mampu meningkatkan fungsi layanan irigasi untuk meningkatkan produktivitas lahan.

“Kegiatan ini (RJIT) bisa meningkatkan luas areal tanam dan indeks pertanaman, termasuk meningkatkan partisipasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), Gabungan P3A, Poktan, atau Gabungan Poktan dalam pengelolaan jaringan irigasi," jelas Ali.

Sementara itu, Direktur Irigasi Dirjen PSP Kementan Rahmanto berharap program RJIT untuk Kelompok Tani Cimahi di Subang dapat dimanfaatkan dengan baik.

"Harapannya (saluran irigasi tersebut) dapat mengairi lahan pertanian sehingga bermanfaat baik bagi pengembangan budidaya pertanian petani. Dengan begitu, produktivitas pertanian mereka bisa terus ditingkatkan," ujar Rahmanto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI