Suara.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan bakal memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebesar Rp4,1 triliun untuk keperluan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Lantaran selama ini, KAI menjadi salah satu BUMN konsorsium proyek tersebut.
Diketahui saat ini, anggaran mega proyek tersebut terus membengkak.
Rencana awalnya, proyek kereta cepat memakan dana sebesar 6,07 miliar dolar AS atau sekitar Rp86 triliun. Namun, belakangan biaya proyek tersebut membengkak jadi 8 miliar dolar AS atau setara Rp114,24 triliun.
"Sepertinya sudah ada keputusan dari pemerintah dari perpres-perpres yang ada dapat memberikan dukungan kepada konsorsium BUMN melalui PT KAI," kata Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam dan Kekayaan Negara Dipisahkan, Kurnia Chairi dalam acara acara bincang media secara virtual, Jumat (12/8/2022).
Meski begitu, Kurnia tidak dapat membeberkan lebih jauh waktu suntikan modal melalui PMN ini akan dicairkan.
"Lalu kapan? Ini sedang kita bahas nanti apabila ada progres dari keputusan pemerintah terhadap KCIC akan kita sampaikan berikutnya," katanya.
Sebelumnya, PT KAI berkomitmen selesaikan Proyek KCJB dengan penambahan PMN tahun 2022 sebesar Rp4,1 triliun yang telah disetujui Komisi VI DPR RI.
VP Public Relations KAI Joni Martinus pada Rabu (3/8/2022) mengatakan, dukungan PMN sangat penting untuk menyelesaikan proyek KCJB melalui PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Selain itu, ia juga mengatakan, KCJB terdiri dari 8 kereta dengan kapasitas sebanyak 601 pelanggan dengan layanan kelas VIP sebanyak 18 pelanggan, First Class sebanyak 28 pelanggan, dan Second Class sebanyak 555 pelanggan. Tarif yang akan dikenakan berkisar antara Rp250 ribu hingga Rp350 ribu.
Baca Juga: Hari Ini Kementrian Perhubungan Mulai Kirim Rangkaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung
"Kecepatan maksimal yang dapat ditempuh KCJB yaitu 350 km per jam dengan waktu tempuh Jakarta - Bandung atau sebaliknya yaitu 36 - 45 menit saja,” kata dia.