Suara.com - Harga minyak dunia melonjak lebih dari USD2 pada perdagangan hari Kamis, setelah Badan Energi Internasional (IEA) menaikkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak tahun ini karena melonjaknya harga gas alam membuat beberapa konsumen beralih ke minyak.
Mengutip CNBC, Jumat (12/8/2022) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melesat USD2,20, atau 2,3 persen menjadi USD99,60 per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, melambung USD2,41, atau 2,6 persen menjadi USD94,34 per barel.
"Harga gas alam dan listrik melonjak ke rekor baru, mendorong peralihan gas-ke-minyak di beberapa negara," kata badan yang berbasis di Paris itu, dalam laporan minyak bulanannya.
Lembaga tersebut meningkatkan prospek permintaan 2022 sebesar 380.000 barel per hari.
Sebaliknya, Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) memangkas perkiraan 2022 untuk pertumbuhan permintaan minyak dunia, dengan alasan dampak invasi Rusia ke Ukraina, inflasi yang tinggi, dan upaya untuk menahan pandemi.
OPEC memperkirakan permintaan minyak 2022 akan naik 3,1 juta barel per hari, turun 260.000 barel per hari dari ekspektasi sebelumnya. Ini masih melihat angka permintaan minyak global keseluruhan yang lebih tinggi daripada IEA untuk 2022.
Harga juga terdorong karena dolar AS memperpanjang pelemahan terhadap mata uang utama lainnya setelah data menunjukkan inflasi Amerika untuk periode Juli tidak sepanas yang diantisipasi, mendorong trader untuk menghitung ulang ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.
Kenaikan persediaan minyak Amerika pekan lalu dan kembali dimulainya aliran minyak mentah pada jaringan pipa yang memasok Eropa tengah membatasi kenaikan harga.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Rebound Setelah Anjlok Cukup Dalam
Stok minyak mentah Amerika melonjak 5,5 juta barel pada minggu terakhir, ungkap Badan Informasi Energi AS, lebih dari ekspektasi peningkatan 73.000 barel.