“Apa yang terjadi hari ini ketika harga BBM merangkak naik dan kekhawatiran biaya logistik dan distribusi akan semakin mahal, maka dengan memperbanyak produksi kendaraan berbasis BBG, tentunya ekosistemnya akan tercipta dan hal itu juga akan mengurangi konsumsi BBM yang pasokannya tergantung impor. Hal ini akan sangat membantu penghematan dan beban APBN,” katanya.
Pemerintah agar dapat mendorong industri otomotive dapat memproduksi kendaraan BBG setiap 20% setiap tahunnya. Terutama pada kendaraan penumpang pribadi dan public transport (angkot) dan logistic , karena saat ini dengan tingginya harga bahan bakar minyak membuat naiknya jasa logistic dan distribusi. Dengan ada pertumbuhan jumlah unit kendaraan BBG maka berdampak pada tumbuhnya bengkel after sales service.
Meskipun saat ini sedang gencar trend kendaraan listrik, tidak ada salahnya melihat kembali BBG sebagai produk dalam negeri yang dapat menjadi solusi paling cepat untuk mengurangi beban biaya transportasi logistik.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan bahwa saat ini infrastruktur gas untuk transportasi jalan telah terbangun sebanyak 57 SPBG/MRU yang tersebar di beberapa provinsi di wilayah Indonesia.
Pada bulan Juli lalu Kementerian ESDM kembali meresmikan pengoperasian tiga SPBG, yaitu SPBG Kaligawe berkapasitas 1 MMSCFD atau 30.000 lsp per hari dengan harga jual Rp 4.500 per lsp. Harga BBG tersebut lebih rendah dibandingkan solar subsidi sebesar Rp 5.550 per liter. SPBG Kaligawe sudah dapat berfungsi sebagai Mother Station.
Dua lainnya adalah SPBG Penggaron dan SPBG Mangkang masing-masing memiliki kapasitas 0,5 MMSCFD atau 20.000 lsp. SPBG Mangkang telah selesai dimodifikasi dari OnlineStation menjadi Daugther Station. Sedangkan SPBG Penggaron dibangun sebagai Daughter Station.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji menyatakan bahwa penggunaan BBG sangat tepat bagi kendaraan-kendaraan besar seperti truk dan bus. Oleh karena itu, pemerintah akan mendorong pembangunan infrastruktur BBG di jalan-jalan yang menjadi lalu lintas moda transportasi tersebut.
“Mengingat truk-truk dan bus biasanya melalui jalur atau rute yang rutin, untuk menjamin ketersediaan pasokan BBG, Pemerintah berencana akan membangun SPBG di jalur-jalur yang dilalui oleh kendaraan-kendaraan tersebut,” kata Tetuka dalam sebuah konferensi pers secara online awal tahun ini (19/1).
Baca Juga: BBM Langka di Bogor, Warga Cari Bensin Sejak Subuh Namun Tak Membuahkan Hasil