Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan PT Perusahaan Listrik Negara (persero) atau PLN hingga industri dalam negeri lainnya terancam kekurangan pasokan batu bara.
Namun pernyataan ini langsung dibantah oleh Priyanto, Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara PLN. Priyanto bilang hingga saat ini stok batu bara yang dimiliki PLN masih cukup aman.
"Sampai dengan saat ini HOP (20 hari operasi) kita masih terpenuhi dengan baik. Jadi memang pak Menteri mengatakan ada potensi. Oleh karena itu ini masih dijagain lah HOP oleh pak Menteri, karena ini kan hajat hidup orang banyak. Sehingga pak Menteri pasti menjaga hal itu," kata Adi saat ditemui di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (10/8/2022).
Dia bilang masa HOP itu minimal 15 hari paling sedikit, bahkan kata dia di Indonesia timur ada yang sampai 30 HOP. "Tapi rata-rata kita menjaga 15 hari," katanya.
Baca Juga: Dikepung Polusi Batu Bara, Warga Padalarang Bandung Barat Tak Bisa Hirup Udara Segar
Sehingga dirinya meyakini bahwa stok batu bara yang dimiliki oleh PLN masih cenderung aman.
"Aman, aman," katanya.
Berdasarkan data dari PLN, stok batu bara mereka memang meningkat pada periode Februari hingga Juni 2022, yakni di kisaran 5,1 juta hingga 5,7 juta metrik ton (MT). Namun, pada periode Juli hingga Agustus trennya mulai menurun.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan disparitas harga yang tinggi antara DMO dengan harga batu bara internasional menjadi faktor penurunan stok batu bara PLN.
"Disparitas harga tinggi sekali yang sudah dijelaskan dengan pak menteri ESDM kami melihat bahwa tren stok pile batu bara di PLN semakin turun. Ini lah yang kami deteksi bahwa beberapa pasokan juga semakin menurun," kata Darmawan.
Baca Juga: Awas! Jangan Pasang Bendera dan Lampu Hias Dekat Jaringan Listrik, Ini Bahayanya