Bos BI: Ekonomi Indonesia Tumbuh Tinggi, Tapi Belum Pulih Sepenuhnya

Rabu, 10 Agustus 2022 | 15:21 WIB
Bos BI: Ekonomi Indonesia Tumbuh Tinggi, Tapi Belum Pulih Sepenuhnya
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai perekonomian dalam negeri masih belum pulih seutuhnya, meski tingkat pertumbuhannya terbilang sangat tinggi. Diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2022 tumbuh sebesar 5,44%.

Dia menjelaskan, kondisi perekonomian Indonesia di masa masyarakat gemar konsumsi setelah lepas dari pembatasan.

"Ekonomi kita bisa tumbuh sangat tinggi 5,44%, tapi ini belum pulih, karena masyarakat baru makan enak itu setelah ramadhan kemarin, baru traveling, baru makan, ini sedang senang makan tapi belum pulih banget," ujar Perry dalam launching Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan, Rabu (10/8/2022).

Namun demikian, dia bersyukur ekonomi Indonesia masih bisa bertumbuh di tengah ketidakpastian global. Sebab, dibandingkan negara lain, perekonomian Indonesia masih tumbuh tinggi.

Baca Juga: Gubernur BI Ingatkan Kepala Daerah Harus Kembali ke Asal-usul dengan Buka Pertanian

"Alhamdulilah, ekonomi kita tumbuh, 5,44% itu tinggi, China tahun ini hanya tumbuh 3,3%, negara-negara lain cukup rendah. Mari kita bersyukur," ucap dia.

Saat ini, yang membuat Perry khawatir yaitu tingkat inflasi yang hampir mencapai 5% atau 4,89%, di mana inflasi pangannya sebesar 10,48%.

Menurut dia, inflasi pangan seharus tidak boleh tinggi dari 5%, atau maksimal paling tinggi 6%. Sebab, jika terlalu tinggi, maka akan berimbas pada daya beli masyarakat.

"Ingat inflasi pangan, masalah perut, masalah rakyat, dan itu langsung ke sejahtera, ini bukan masalah ekonomi juga, masalah sosial juga," kata Perry.

Sebelumnya, dia meminta para kepala daerah jangan hanya prihatin melihat rakyat tengah kesusahan akibat kenaikan harga pangan. Justru, kepala daerah bisa bertindak untuk menurunkan harga pangan lewat operasi pasar.

Baca Juga: Menelisik Sumber Mesin Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2022 yang Tembus 5,44 Persen

Pasalnya, jika kenaikan harga pangan dibiarkan begitu saja, maka bisa membuat inflasi pangan terus mengalami kenaikan. Imbasnya, kesejahteraan masyarakat akan menurun, karena keterbatasan untuk membeli bahan pangan.

"Kalau melihat rakyat kasihan jangan lihat mereka menyenggol diri, mari kita segera operasi pasar, agar harga cabai, bawang dan juga telur, daging, minyak, bisa turun dan moga-moga nggak naik lagi," imbuh dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI